IDF Siapkan Serangan Lintas Batas ke Lebanon, Hizbullah: Israel Macan Kertas yang Incar Warga Sipil
Tentara Israel yang menetap di dekat perbatasan Lebanon mengatakan kalau mereka berada dalam kesiapan tinggi. Hizbullah tak mundur
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Permukiman Utara Israel di Titik Nadir, Kabinet Perang Tel Aviv: Waktu Hampir Habis, Kami Akan Serang Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz mengatakan, Tel Aviv Israel berusaha meningkatkan intensitas militer di front utara melawan Hizbullah.
Hal itu merujuk pada situasi di perbatasan utara Israel, di mana sejumlah pemukim Yahudi harus mengungsi karena tingginya ancaman milisi perlawanan Lebanon tersebut.
Baca juga: Pertempuran Hizbullah vs IDF Sengit di Lebanon Selatan, Permukiman Israel di Utara Kini Kosong
Ancaman Hizbullah ini, kata Gantz, mesti segera di atas. Israel, kata dia, tak mau menunggu lagi mengingat tingkat bahaya yang mengintai.
“Saya katakan kepada teman-teman kami di seluruh dunia: Situasi di perbatasan utara memerlukan perubahan,” kata Gantz.
“Waktu untuk solusi diplomatik hampir habis. Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak mengambil tindakan untuk menghentikan serangan terhadap masyarakat di wilayah utara dan mengusir Hizbullah dari perbatasan, maka tentara Israel akan melakukan hal tersebut,” kata dia, Rabu (27/12/2023) dilansir media Israel.
Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Tak Mau Berdamai dengan Arab Saudi Jika Statusnya Perantara
Hizbullah Anggap Israel Macan Kertas
Sebelumnya, media Israel memberitakan pernyataan ketua Komite Pemukiman Shtula yang menggambarkan situasi permukiman Yahudi di perbatasan dengan Labanon berada di titik nadir gegara serangan bergelombang dari Hizbullah.
“Kami mengira Hizbullah akan mundur ke utara Litani, namun yang terjadi adalah kami mundur ke belakang Sungai Betzet,” kata dia.
Tentara Israel yang menetap di dekat perbatasan Lebanon mengatakan kalau mereka berada dalam kesiapan tinggi.
Kepala staf militer Israel, Herzi Halevi mengatakan: “Kami harus bersiap untuk menyerang jika diperlukan.”
Israel telah meningkatkan agresinya terhadap Lebanon Selatan dengan serangan hampir setiap hari.
Baru-baru ini, serangan udara Israel menargetkan kota Bint Jbeil di Lebanon Selatan yang menewaskan tiga warga sipil.
Adapun Hizbullah telah membuat pasukan Israel yang ditempatkan di perbatasan berada dalam keadaan panik.
"Hizbullah memandang ancaman Israel sebagai macan kertas dan setiap hari menargetkan pemukiman, menggusur puluhan ribu pemukim yang tinggal di kota-kota yang sekarang kosong," tulis laporan TC.
Hamas Belum Selesai, Tel Aviv Belum Siap Perang Multifornt
Israel baru-baru ini memperingatkan akan adanya ekspansi ke Lebanon.
Pada 22 Desember, jurnalis Yedioth Ahronoth Israel, Nadav Eyal, mengutip pejabat senior militer, mengatakan kalau “semua perhatian IDF saat ini tertuju ke utara.
Puluhan ribu warga Israel menjadi pengungsi internal akibat perang yang dilancarkan Hizbullah segera setelah Hamas menyerang.”
“Penilaian umum di Israel adalah bahwa upaya diplomatik terhadap Hizbullah akan gagal, dan kemungkinan perang meningkat,” tambah Eyal.
The Times sebelumnya melaporkan, Israel sedang menyusun rencana untuk menginvasi Lebanon karena tentara Israel takut akan serangan serupa pada 7 Oktober dari Hizbullah.
Rencana dan ancaman invasi ke Lebanon bertentangan dengan permintaan sekutu Israel untuk tidak memperluas perang lebih jauh.
Jenderal pasukan cadangan Israel Yitzhak Brick telah memberikan peringatannya kepada Israel, dengan mengatakan bahwa Israel tidak siap menghadapi Hizbullah.
“Hizbullah saat ini dilengkapi dengan 150.000 roket dan peluru rudal, dan masalah utamanya adalah beberapa di antaranya presisi dan berat, dengan berat ratusan kilogram,” Brick memperingatkan, seraya menambahkan bahwa Hizbullah “dapat mencapai sasaran seperti [pembangkit listrik] , [fasilitas] air, pangkalan angkatan udara, dan mengganggu lalu lintas jalan raya serta [menggusur] penduduk."
Namun negara Israel bertekad untuk membuka front Lebanon, di mana Menteri Pertahanan Yoav Gallant baru-baru ini mengatakan bahwa “jika Hizbullah ingin naik satu level, kami akan naik lima level.”
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menyampaikan pidatonya baru-baru ini.
“Apa yang terjadi di lini depan kami sangatlah penting dan berpengaruh… hal ini tidak akan dibatasi terlalu lama… Semua opsi di lini depan Lebanon terbuka. Semua pilihan ada di meja.”
(oln/tc/toi/*)