WHO : Ratusan Ribu Warga Gaza Dihantam Penyakit Menular Imbas Perang
WHO memperingatkan warga Gaza terkait adanya risiko lonjakan penyakit menular, imbas blokade pasokan air bersih dan fasilitas kesehatan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization(WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan warga Gaza terkait adanya risiko lonjakan penyakit menular.
Peringatan tersebut dilontarkan pimpinan WHO setelah ratusan ribu masyarakat Gaza terinfeksi penyakit menular.
Dalam catatan WHO yang dikutip dari The Guardian, hampir 180.000 orang di pengungsian Gaza Utara menderita infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: 355 Ribu Kasus Infeksi dan Penyakit Kulit Menular di Gaza, RS Kewalahan Prioritaskan Pasien
Sementara 136.400 kasus diare saat ini menimpa para pengungsi terutama anak-anak Gaza yang berusia di bawah lima tahun.
Tak hanya itu terdapat 55.400 kasus penularan penyakit kutu dan kudis, 5.330 kasus cacar air,serta 42.700 kasus ruam kulit, termasuk 4.722 kasus impetigo, di Gaza.
Penyebaran penyakit ini terjadi setelah jutaan warga Gaza mulai mengungsi secara besar-besaran, namun karena keterbatasan fasilitas air bersih dan kesehatan di pengungsian.
Hal ini juga didukung lemahnya sistem kekebalan tubuh masyarakat di sana.
Selain itu, imbas cuaca musim dingin dan kurangnya nutrisi menambah kemungkinan menyebarnya penyakit menular di sana.
"Ketika orang-orang terus mengungsi secara besar-besaran di bagian selatan Gaza, dengan beberapa keluarga dipaksa untuk pindah beberapa kali dan banyak yang berlindung di fasilitas kesehatan yang penuh sesak, rekan-rekan WHO dan saya tetap sangat prihatin dengan meningkatnya ancaman penyakit menular," kata Tedros di X.
Baca juga: 3 RS di Gaza Minta Bantuan Evakuasi Pasien, WHO Sebut Saat Ini Sedang Dilakukan Perencanaan
2,3 Juta Warga Gaza Minum Air Tercemar
Lebih lanjut sebanyak 2, 3 juta warga Gaza yang berada di pengungsian terpaksa minum air tercemar, pasca pemerintah Israel memblokade pasokan listrik Gaza.
Pembatasan awalnya ditujukan untuk memukul mundur pertahanan pasukan Hamas.
Namun dalam praktiknya pembatasan tersebut telah membuat pusat pengelolaan air tidak bisa melakukan operasi karena kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan listrik.
Alhasil jutaan penduduk Gaza mengalami kesulitan mendapatkan air bersih hingga mereka terpaksa mengkonsumsi air tak layak minum yang telah tercampur limbah.
Osama Saqr, pengungsi di sebuah sekolah badan bantuan PBB di Khan Younis mengungkap bahwa ia harus mengisi beberapa botol dengan air kubangan untuk anak-anaknya yang kehausan.
“Itu tercemar dan tidak cocok, tapi anak-anak saya selalu meminumnya, tidak ada alternatif lain. Namun saya khawatir pada akhirnya saya akan kehilangan salah satu anak saya karena keracunan ini.”” katanya Osama kepada Al Jazeera.
Imbas masalah ini, Otoritas kesehatan di Gaza juga memperingatkan warga Gaza untuk waspada lantaran terkena air kotor yang dikonsumsi dapat memicu wabah penyakit kolera.
Kendati penyebaran penyakit menular terus meningkat akibat blokade yang dilakukan Israel, namun saat ini WHO dan para mitra terus bekerjasama dalam meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyakit.
Salah satunya dengan memasok obat-obatan, alat tes untuk mendukung deteksi cepat dan respon terhadap penyakit menular seperti hepatitis.
Lembaga kesehatan internasional itu juga berusaha meningkatkan akses terhadap air bersih, makanan, layanan kebersihan dan sanitasi.
(Tribunnews.com / Namira Yunia Lestanti)