Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Tempur Amerika Angkat Kaki dari Laut Mediterania, Posisi Israel Kian Terancam

Amerika resmi menarik pulang kapal induk terbesar miliknya bernama USS Gerald R. Ford dari kawasan Laut Mediterania.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Yurika NendriNovianingsih
zoom-in Kapal Tempur Amerika Angkat Kaki dari Laut Mediterania, Posisi Israel Kian Terancam
BUSINESS INSIDER
Kapal induk USS Gerald R Ford yang bertugas melindungi Israel dalam perang melawan kelompok Hamas resmi ditarik mundur dari laut Mediterania 

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan militer Amerika Serikat resmi menarik pulang kapal induk terbesar miliknya bernama USS Gerald R. Ford dari kawasan Laut Mediterania.

Kapal perang terbesar itu awalnya di tugaskan ke kawasan Laut Mediterania, setelah pecah konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.

Adapun USS Gerald R. Ford dikerahkan untuk membantu Israel menghadapi Pejuang Palestina di Gaza serta serangan pemberontak Houthi Yaman.

Baca juga: Inggris Turun Tangan Hajar Houthi Yaman di Laut Merah, Terjunkan Rudal hingga Pesawat Tempur

Berbeda dari kapal perang lainnya, kapal canggih bertenaga nuklir yang dilengkapi teknologi super itu sanggup berada di laut Mediterania Timur dengan membawa 2.000 pasukan.

"Pasukan akan dikerahkan untuk ekspedisi laut dan mampu mendukung berbagai misi," kata perwakilan angkatan laut AS dikutip dari Reuters.

Namun setelah beberapa bulan berada di laut Mediterania, Armada ke-6 Amerika secara mengejutkan menarik balik USS Gerald R. Ford.

USS Gerald R. Ford kabarnya akan berlayar pulang kembali ke markasnya yang berada di Virginia sesuai arahan pemerintah AS.

BERITA TERKAIT

"Segera setelah serangan brutal Hamas terhadap Israel, Kelompok Serangan Kapal Induk USS Gerald R. Ford diperintahkan ke Mediterania timur untuk berkontribusi pada pencegahan dan postur pertahanan regional kami," imbuh Angkatan Laut AS.

Dalam gambar yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS, kapal induk terbesar di dunia USS Gerald R. Ford berlayar selama operasi pengisian bahan bakar di laut di Laut Mediterania timur, 11 Oktober 2023. Presiden AS Joe Biden memberangkatkan kapal induk dan kapalnya armada ke wilayah tersebut untuk menunjukkan dukungan kepada Israel, juga memperingatkan Iran yang mendukung Hamas untuk “berhati-hati.” Para pejabat AS mengatakan maskapai lain akan segera tersedia jika diperlukan.
Dalam gambar yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS, kapal induk terbesar di dunia USS Gerald R. Ford berlayar selama operasi pengisian bahan bakar di laut di Laut Mediterania timur, 11 Oktober 2023. Presiden AS Joe Biden memberangkatkan kapal induk dan kapalnya armada ke wilayah tersebut untuk menunjukkan dukungan kepada Israel, juga memperingatkan Iran yang mendukung Hamas untuk “berhati-hati.” Para pejabat AS mengatakan maskapai lain akan segera tersedia jika diperlukan. (Jackson ADKINS / Departemen Pertahanan AS / AFP)

Sempat Memperpanjang Tugas 3 kali

Sebelum angkat kaki dari laut Mediterania, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, diketahui sempat memperpanjang tugas kapal induk terbaru itu di Timur Tengah sebanyak tiga kali.

Dengan harapan mampu meredam gangguan dari Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya, khususnya Hizbullah Lebanon.

Terbukti berkat adanya bantuan kapal USS Gerald R. Ford, militer Israel dapat menghalau musuh–musuhnya yang berada di Laut Tengah

Menurut Xinhua, serangan sejumlah heli tempur AS itu telah menenggelamkan tiga kapal Houthi dan menewaskan 10 laskar milisi Syiah Yaman tersebut.

Posisi Israel Terancam

Pemerintah Amerika tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya menarik kapal USS Gerald R. Ford dari kawasan Laut Mediterania, namun imbas penarikan tersebut kini posisi Israel kian terancam di tengah gejolak perang.

Tak hanya keamanan Israel yang terancam, akibat penarikan ini nasib kapal dagang internasional kini tak dapat lagi berlabuh di pelabuhan Israel karena khawatir terkena serangan rudal Houthi Yaman.

Direktur Jenderal Pelabuhan Eilat mengatakan, bahwa delapan puluh persen pendapatan pelabuhan telah menurun usai biaya pengiriman impor-ekspor melonjak akibat Houthi Yaman melarang kapal menyeberang ke Israel.

Tekanan ini yang menyebabkan Israel merugi, hingga sepuluh setengah miliar shekel atau sekitar 3 miliar dolar AS imbas terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab.

“Houthi Yaman mengancam semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, akibatnya mereka harus mengubah rute navigasi maritim hal ini akan berdampak pada kenaikan harga produk impor sekitar 3 persen, yang akan menambah beban keuangan Israel,” jelas Eilat.

(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas