IDF Klaim Hancurkan Terowongan Hamas di RS Al Shifa, Tuduh Ada Pejuang Palestina Anak-anak
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) klaim menghancurkan terowongan Hamas di Rumah Sakit Al Shifa, di Gaza, Palestina
Penulis: garudea prabawati
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Rabu (4/1/2024) telah menghancurkan jaringan terowongan Hamas.
Jaringan terowongan yang disebut milik Hamas ini disebut IDF berada di Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Kota Gaza, Palestina.
Di sisi lain militer Israel hingga saat ini terus memfokuskan operasi di wilayah tengah dan selatan Gaza.
Sementara itu, militer Israel menuduh Hamas menggunakan tentara anak-anak, termasuk untuk mengirimkan alat peledak.
Tak hanya itu, tentara anak-anak itu disebut IDF ditugaskan untuk menilai kerusakan di medan perang dan melaporkannya kepada Hamas, mengutip The Time Of Israel.
Perang antara IDF dan Hamas terus berkecamuk, pihak Israel menyebut dalam 24 jam terakhir 19 tentaranya terluka dalam pertempuran di Gaza, Kamis (4/1/2024).
Baca juga: IDF Mundur dari Kamp Nour Shams usai Kalah Bentrok Senjata di Tulkarem
Data yang dikeluarkan oleh tentara menunjukkan bahwa 1.006 tentara terluka sejak Israel memperluas serangan daratnya di Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023.
Menurut data dari pihak Israel tersebut, 509 tentara telah tewas dan 2.309 lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023.
Untuk korban tewas dai Palestina, setidaknya 22.438 warga Palestina telah terbunuh dan 57.614 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di daerah kantong tersebut rusak atau hancur, mengutip Anadolu Agency.
Dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Hizbullah Ancam Perangi Israel Habis-habisan, Sebut Israel Kalah di Gaza
Hizbullah ngamuk usai petinggi Hamas Hamas Saleh al-Arouri tewas dibunuh Israel, Selasa (2/1/2024).
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah telah menyampaikan pidato yang membahas pembunuhan al-Arouri di Beirut selatan, perang di Gaza dan front Lebanon-Israel.
Dirinya menyebut Hizbullah tidak akan tinggal diam atas pembunuhan Saleh al-Arouri.
Dalam pernyataannya, Nasrallah mengatakan serangan Israel yang tewaskan petinggi Hamas di Beirut Selatan tersebut adalah bentuk kekalahan Israel.
“Israel telah mengalami kekalahan strategis di wilayah tersebut sejak serangan 7 Oktober 2023,” ujar Nasrallah.
Dirinya juga mengungkap bahwa pembunuhan al-Arouri adalah tindakan berbahaya yang tidak akan terjadi tanpa hukuman, mengutip Anadolu Agency.
“Apa yang terjadi kemarin dan pembunuhan Arouri sangat berbahaya,” kata Nasrallah dalam pidatonya Rabu malam.
“Serangan ini (di wilayah selatan Beirut) adalah yang pertama sejak tahun 2006,” tambahnya.
Nasrallah mengatakan pembunuhan Arouri adalah upaya Israel untuk menciptakan citra kemenangan setelah gagal mencapai tujuannya di Gaza.
Ancaman Hizbullah
Nasrallah memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon.
Namun dirnya mengancam akan melakukan perlawanan habis-habisan ‘tanpa batas’ jika terjadi perang dengan Israel.
“Jika musuh berpikir untuk melancarkan perang melawan Lebanon, maka pertempuran kita tidak akan ada batasnya, tanpa batas, tanpa aturan. Dan mereka tahu apa yang saya maksud,” kata Nasrallah.
Hizbullah pun tegas mereka tidak aka takut melawan Israel.
“Kami tidak takut perang. Kami tidak takut. Kami tidak ragu-ragu. Jika ya, kami akan berhenti di depan,” lanjutnya, mengutip Palestine Chronicle.
Nasrallah mengakhiri pidatonya dengan berjanji untuk membahas masalah ini lebih lanjut dalam pidatonya pada hari Jumat.
Petinggi Hizbullah tersebut juga mengatakan beberapa poin lainnya yakni:
Soal serangan Houthi di Laut Merah bersifat kualitatif dan efektif, mengutip Al Jazeera.
Pemerintahan AS memicu perang di Gaza dan mencegah gencatan senjata.
Israel gagal mengumumkan jumlah korban yang jumlahnya ribuan di front Lebanon.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)