Israel Bentuk Tim Khusus, Selidiki Kegagalannya Cegah Hamas pada 7 Oktober 2023
Israel membentuk tim khusus untuk menyelidiki kegagalannya pada 7 Oktober 2023. Tim tersebut akan dibagi sesuai bidang militer, intelijen, keamanan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Israel membentuk tim khusus untuk menyelidiki kegagalannya dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Hampir tiga bulan setelah kejadian itu, Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevy, memutuskan untuk membentuk tim keamanan.
Mereka akan mulai menyelidiki kegagalan peristiwa 7 Oktober 2023, baik dari aspek keamanan, militer, dan intelijen.
Tim investigasi tersebut beranggotakan sejumlah mantan pejabat keamanan.
Beberapa di antaranya adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Shaul Mofaz, yang akan memimpin tim tersebut; mantan Kepala Divisi Intelijen Militer, Ze'evi Farkash; mantan Kepala Divisi Intelijen Militer; dan mantan komandan Komando Selatan Angkatan Darat, Sami Turgeman.
Masing-masing dari ketiganya akan bertanggung jawab atas Investigasi sesuai bidangnya.
Baca juga: Gara-gara AS Dukung Israel di Perang Gaza, Joe Biden Bisa Kehilangan Suara di Pilpres 2024
Media Israel, Yedioth Ahronoth, menyatakan tim tersebut akan memulai pekerjaannya dalam waktu dekat, segera setelah anggotanya memperoleh surat penunjukan resmi dari Staf Umum Angkatan Darat Israel.
Penyelidikan tersebut juga akan mencakup persiapan untuk invasi darat di Jalur Gaza, serta jalannya pertempuran di dalam Jalur Gaza.
Sebelumnya, Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat kecaman dari rakyatnya karena kegagalan mencegah serangan Hamas.
Baca juga: Israel Belum Bisa Taklukkan Hamas tapi Yoav Galant Sudah Siapkan Rencana di Gaza Setelah Perang Usai
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas makin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut, menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 136 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 22.438 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (5/1/2024), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel