Habiskan Rp 915 T di Gaza Lawan Hamas, Israel Malah Bikin Brigade Jenin Makin Galak di Tepi Barat
dana luar biasa besar untuk menghancurkan Gaza itu justru memantik perlawanan di wilayah Palestina lain, Jenin, Tepi Barat.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Habiskan Rp 915 Trilun di Perang Gaza Lawan Hamas, Israel Malah Bangkitkan Perlawanan Brigade Jenin di Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan menghabiskan dana perang ratusan triliun dalam upayanya memberangus milisi pembebasan Palestina, Hamas, lewat bombardemen tanpa pandang bulu di Jalur Gaza.
Menariknya, dana luar biasa besar untuk menghancurkan Gaza itu justru memantik perlawanan di wilayah lain Palestina, Jenin, Tepi Barat.
Perlawanan Hamas, serta kelompok milisi lainnya di Gaza, dilaporkan justru membangkitkan semangat perjuangan yang sama di wilayah pendudukan lain Israel.
Baca juga: Israel Nyaris Sepenuhnya Tarik Mundur Pasukan dari Gaza Utara, Al-Qassam Kepung IDF di Bani Suhaila
Terbaru, Brigade Jenin mengaku bertanggung jawab atas pemboman kendaraan militer Israel di kota Jenin di wilayah utara Tepi Barat.
Serangan sayap militer Gerakan Jihad Islam itu dilaporkan menewaskan seorang tentara Israel dan melukai tiga lainnya.
Dalam video yang dibagikan di media sosial Minggu (7/1/2024), anggota brigade Jenin tampak meledakkan alat peledak di sebuah jip militer Israel, saat pasukan Israel menyerbu kota tersebut.
Adegan tersebut memperlihatkan jip militer tersebut hancur dan berserakan akibat ledakan tersebut.
Seperti diketahui, eskalasi kekerasan di Tepi Barat dari tentara dan pemukim Israel meningkat ke warga Palestina di Tepi Barat.
Hal itu seiring bombardemen tanpa pandang bulu yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Agresi militer Israel di Gaza sejauh ini dilaporkan telah menewaskan 22.722 warga Palestina dan melukai 58.166 lainnya, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Ironi Dana Perang Ratusan Triliun
Sementara itu, surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth mengulas ketidakseimbangan antara dana perang yang sudah dikeluarkan Israel dengan target dan tujuan yang sudah mereka capai sejauh ini.
"Tentara pendudukan Israel “gagal mencapai tujuan perang di Jalur Gaza meskipun… biaya yang dikeluarkan mencapai rekor hampir $60 miliar,” ulas laporan Yedioth Ahronoth.
Dalam sebuah laporan berjudul 'Perang yang paling memakan biaya dan tujuan-tujuan Israel belum tercapai: sebuah cuplikan setelah 3 bulan”, surat kabar tersebut melaporkan: “Menurut angka-angka yang diperbarui, biaya perang telah meningkat menjadi sekitar 217 miliar shekel ($59,35 miliar atau sekitar Rp 915 Triliun), dan biayanya mencakup anggaran tempur tentara dan bantuan besar-besaran terhadap perekonomian di semua bidang.”
Laporan tersebut menjelaskan “biaya pertempuran tentara Israel pada bulan Oktober lalu, termasuk perekrutan 360.000 tentara cadangan pada awal perang, mencapai satu miliar shekel ($270,35 juta).”
“Karena demobilisasi massal puluhan ribu tentara dalam beberapa hari terakhir, biaya yang harus dikeluarkan saat ini mencapai 600 juta shekel ($164,11 juta) per hari,” tambah laporan itu.
Israel telah setuju untuk membayar 300 shekel ($82) setiap hari hingga akhir tahun 2024 kepada setiap tentara cadangan yang direkrut, dan mencatat “pembayaran ini saja telah mencapai sekitar 9 miliar shekel ($2,46 miliar) sejauh ini,” menurut surat kabar tersebut.
Menyoroti kerusakan ekonomi Israel, laporan tersebut mengatakan “ada sekitar 125.000 pengungsi dari utara dan selatan (Israel).
Biaya untuk mengurus para pengungsi lokal Israel itu mencapai miliaran syikal.
Saat ini, setiap orang yang menginap di hotel menerima 6.000 NIS [$1.618] per bulan untuk orang dewasa dan 3.000 NIS [$809] untuk anak-anak.
Untuk saat ini, tampaknya banyak pengungsi yang tidak dapat kembali ke rumah mereka dalam beberapa bulan mendatang.”
Laporan tersebut mencatat bahwa dukungan global terhadap Israel semakin berkurang setiap harinya seiring dengan berlanjutnya perang.
Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan 22.835 warga Palestina dan melukai 58.416 orang.
Bombardemen yang menghancurkan telah menyebabkan kerusakan infrastruktur besar-besaran dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut otoritas Jalur Gaza dan PBB.
(oln/Memo/*)