Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Israel Tewas Kena Serangan Jantung, Trauma Lihat Rekannya Mati di Gaza

Tentara Israel tewas karena serangan jantung setelah trauma melihat kengerian rekannya yang terbunuh di Gaza. Kini, IDF tak akui dia sebagai tentara.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Tentara Israel Tewas Kena Serangan Jantung, Trauma Lihat Rekannya Mati di Gaza
X
Stav Bisha, Sersan Israel di Brigade Givati yang meninggal dunia pada 29 Desember 2023 karena serangan jantung setelah pasukan di bawah komandonya terbunuh di Jalur Gaza. Teman baiknya, Dor, mengatakan Stav Bisha meninggal karena tidak tahan setelah melihat kengerian di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Stav Bisha, seorang Sersan Israel di Brigade Givati meninggal dunia karena serangan jantung setelah pasukan di bawah komandonya terbunuh di Jalur Gaza.

Media Israel, Channel 12 Israel, mengumumkan kematiannya pada Senin (8/1/2024).

Channel 12 Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak mengakui kematian Stav Bisha.

"Tentara tidak mengakui kematian sersan yang diberhentikan dari dinas cadangan tentara," lapor media itu.

Orang-orang terdekatnya membenarkan kematian Stav Bisha disebabkan oleh ketidakmampuannya menanggung apa yang dilihatnya di Gaza.

Mereka mengatakan Stav Bisha tidak banyak bercerita dengan ibunya tentang apa yang dia alami selama pertempuranan.

Sebelum pasukannya terbunuh, Stav Bisha ditarik dari Jalur Gaza.

Berita Rekomendasi

Teman-temannya melaporkan pada Jumat (29/12/2023), Stav Bisha masuk ke mobilnya sendiri dan merasa sakit.

Ia dibawa ke Rumah Sakit Ichilov dan meninggal dunia sekitar dua jam kemudian karena serangan jantung.

"Dia tidak dapat menahan semua yang dia lihat dan hatinya tidak tahan," kata temannya.

Temannya yang lain, Dor, mengatakan Stav Bisha bertugas dengannya di pasukan cadangan.

Baca juga: Pemboman yang Dilakukan oleh Israel di Gaza Telah Menewaskan Lebih dari 140 Pekerja PBB, Kata UNRWA

"Dia tidak memiliki masalah kesehatan. Dia adalah orang paling sehat dan paling bahagia yang pernah ada."

"Namun, dia menghabiskan masa-masa sulit di Gaza dan tidak ada keraguan bahwa hal itu berdampak pada kesehatannya," kata Dor kepada Channel 12 Israel, Senin.

"Banyak prajurit yang bertugas di bawah komandonya tewas. Dia tahu banyak prajurit yang terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah pasukan yang ia pimpin," lanjutnya.

Dor mengatakan Stav Bisha tidak diakui sebagai tentara Israel oleh IDF.

"Sekarang mereka di Pasukan Pertahanan Israel menolak untuk mengakui dia (Stav Bisha) sebagai seorang prajurit," kata Dor.

Stav Bisha adalah seorang Yahudi yang berasal dari Kenya.

Pada Senin (8/1/2024), IDF mengungkapkan sekitar 9.000 tentaranya telah menerima bantuan psikologis sejak 7 Oktober 2023.

Channel 12 Israel dan Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Korps Medis Angkatan Darat, mengatakan total sekitar 13.000 tentara reguler dan cadangan membutuhkan pendampingan atau perawatan medis pada tingkat tertentu.

Sementara itu, pada Senin, IDF melaporkan sembilan perwira dan tentara dari tentara pendudukan tewas dan lainnya terluka dalam dua serangan terpisah di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.

Dengan demikian, jumlah korban tewas yang diumumkan oleh tentara pendudukan Israel, termasuk perwira dan tentara, meningkat menjadi 519 orang sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa, termasuk sekitar 189 orang tewas sejak dimulainya agresi darat di Gaza.

Sementara itu, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Ubaida, mengatakan jumlah tentara tentara pendudukan yang tewas jauh lebih besar daripada yang diumumkan oleh tentara pendudukan.

Kepulan asap mengepul di atas Khan Yunis dari Rafah di jalur Gaza selatan selama pemboman Israel pada, Senin (8 Januari 2024) di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pejuang Rakyat Palestina (Hamas). (Foto oleh AFP)
Kepulan asap mengepul di atas Khan Yunis dari Rafah di jalur Gaza selatan selama pemboman Israel pada, Senin (8 Januari 2024) di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pejuang Rakyat Palestina (Hamas). (Foto oleh AFP) (AFP/-)

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.

Israel memperkirakan, masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.084 hingga Selasa (9/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Selain itu, tercatat 332 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (8/1/2023), setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran melawan sejumlah faksi perlawanan di sana.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas