Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Blinken Bakal Bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Bahas Berakhirnya Perang?

Menlu AS, Antony Blinken dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di Ramallah pada Rabu (10/1/2024) hari ini.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Blinken Bakal Bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Bahas Berakhirnya Perang?
JONATHAN ERNST / KOLAM RENANG / AFP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan presiden Palestina Mahmud Abbas di Kompleks Kepresidenan Muqataa Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat, pada 5 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. - Menlu AS, Antony Blinken direncanakan akan bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pada Rabu (10/1/2024). 

Dalam pertemuannya dengan Netanyahu, Blinken meminta Israel untuk bekerja sama dengan para pemimpin moderat Palestina dalam rencana pembangunan Gaza pascaperang.

Israel sejauh ini mengesampingkan seruan untuk mengizinkan Otoritas Palestina yang diakui secara internasional untuk memerintah Jalur Gaza.

AS mengatakan otoritas yang "direvitalisasi" harus kembali ke Gaza.




Blinken menghadapi pembicaraan yang sulit dengan para pemimpin Israel mengenai masa depan Gaza pascaperang.

Sementara militer Israel terus melancarkan serangannya di wilayah yang terkepung, termasuk pemboman besar-besaran dan pertempuran yang mengguncang kamp-kamp pengungsi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (Kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz (kedua dari kanan) di Tel Aviv pada 9 Januari 2024, selama perjalanan selama seminggu yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas di Gaza. (EVELYN HOCKSTEIN / POOL / AFP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (Kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz (kedua dari kanan) di Tel Aviv pada 9 Januari 2024, selama perjalanan selama seminggu yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas di Gaza. (EVELYN HOCKSTEIN / POOL / AFP) (AFP/EVELYN HOCKSTEIN)

Baca juga: Menlu Inggris David Cameron Khawatir Israel Melanggar Hukum Internasional di Gaza, Begini Katanya

Pertempuran tersebut membuat warga Palestina berjuang mencari keselamatan dan menghambat upaya kelompok bantuan untuk memberikan bantuan kepada penduduk.

Mengutip The Sydney Morning Herald, berbicara kepada wartawan di Tel Aviv, Blinken menolak kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel sebagai "tidak pantas".

BERITA TERKAIT

Blinken mengatakan kasus yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) merupakan gangguan terhadap upaya menghentikan perang Israel-Hamas.

"Hal ini sangat menyakitkan, mengingat mereka yang menyerang Israel – Hamas, Hizbullah, Houthi, serta pendukung mereka Iran – terus menyerukan pemusnahan Israel dan pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi," ucap Blinken.

Blinken mengatakan dia mendapat janji dari empat negara Arab dan Turki untuk membantu membangun kembali Gaza setelah perang.

Namun negara-negara tersebut juga ingin mengakhiri pertempuran di Gaza dan mengambil langkah nyata menuju pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel, sesuatu yang telah dilarang oleh Netanyahu.

Baca juga: 57 Anggota Organisasi Negara-negara Islam Dukung Afsel Gugat Israel Lakukan Genosida di Gaza

AS dan Israel juga masih terpecah belah mengenai bagaimana Gaza akan dikelola ketika – dan jika – penguasa Hamas saat ini dikalahkan.

Para pejabat Amerika telah menyerukan kepada Otoritas Palestina, yang saat ini memerintah sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk mengambil kendali di Gaza.

Para pemimpin Israel telah menolak gagasan tersebut namun belum mengajukan rencana konkrit selain mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan kontrol militer terbuka atas wilayah tersebut.

Pada saat yang sama, Blinken berusaha mencegah perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah Lebanon.

Setelah serangan Israel pekan lalu melanda Beirut dan menewaskan wakil pemimpin Hamas, kedua belah pihak meningkatkan pertukaran mereka.

"Ada banyak hal yang perlu dibicarakan, khususnya mengenai masa depan," kata Blinken.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas