AS dan Inggris Lancarkan Serangan ke Kota-kota Yaman, Gunakan Pesawat Tempur dan Rudal Tomahawk
Kesabaran AS nampaknya sudah habis, kini serang langsung basis Houthi di Yaman sebagai balasan serangan di Laut Merah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Namun sebuah sumber mengonfirmasi bahwa rudal jelajah Tomahawk dan pesawat tempur terlibat dalam serangan tersebut.
Dua warga Hodieda, kota pelabuhan terbesar yang dikuasai Houthi yang terletak di Laut Merah, mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka mendengar lima ledakan kuat saat serangan dimulai.
Sebelumnya, AS dan sekutunya hanya berfokus pada pertahanan kapal komersial dari serangan Houthi.
AS menahan diri untuk tidak melakukan serangan langsung terhadap kelompok tersebut karena khawatir akan memicu konflik yang lebih luas.
Namun serangan Houthi yang terus berlanjut akhir-akhir ini nampaknya membuat kesabaran AS mencapai puncaknya.
Serangan tersebut, terjadi sehari setelah pasukan Amerika dan Inggris mengatakan bahwa mereka berhasil menggagalkan serangan terbesar yang dilakukan Houthi terhadap pengiriman barang di Laut Merah.
Pasukan angkatan laut kedua negara itu menembak jatuh 21 drone dan rudal yang ditembakkan oleh Houthi ke arah selatan Laut Merah pada hari Selasa (9/1/2024).
Mengungkapkan rincian serangan pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan situasinya menjadi “tidak berkelanjutan.”
“Ini tidak bisa berlanjut dan tidak bisa dibiarkan terus berlanjut,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga memberikan pendapatnya pada hari Rabu.
Saat singgah di Bahrain sebagai bagian dari perjalanan resmi terbarunya ke Timur Tengah, ia mengatakan:
Baca juga: Acuhkan Resolusi PBB, Pemimpin Houthi Bersumpah Intensifkan Serangan di Laut Merah
“Jika serangan ini terus berlanjut... akan ada konsekuensinya."
"Sekali lagi, hal ini jelas merupakan ancaman terhadap kepentingan negara-negara di seluruh dunia.
"Dan penting bagi komunitas internasional untuk bersatu dan merespons hal tersebut.”
Blinken terbang kembali ke AS pada hari Kamis, setelah pemberhentian terakhirnya di Mesir.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)