Rusuh Geng di Ekuador, Kehidupan di Guayaquil Mulai Berangsur Normal Meski Warga Masih Terguncang
Pembajakan stasiun TV nasional oleh kelompok bersenjata, hingga Presiden Ekuador menyatakan perang terhadap geng bersenjata telah mewarnai negara ini
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Namun, momok kekerasan geng narkoba masih ada.
Pembajakan Stasiun TV
Di tengah kekacauan yang terjadi di Ekuador, tindakan kekerasan geng yang paling berani terjadi di studio televisi TC di Guayaquil ketika orang-orang bersenjata menyandera staf, mengacungkan senjata ke arah para jurnalis yang sedang siaran langsung.
Presenter Jose Luis Calderon terlihat berusaha mendesak anggota geng untuk tetap tenang, bahkan ketika mereka menodongkan pistol ke kepalanya dan menaruh dinamit di saku dadanya.
"Anehnya saya merasa tenang meskipun saya tahu hidup kami dalam bahaya," kenangnya.
Jose Luis menggambarkan bagaimana dia bersembunyi di kamar mandi bersama beberapa rekannya ketika mereka mendengar teriakan dan tembakan.
Namun tempat persembunyian mereka segera diketahui.
Mereka diseret keluar untuk bergabung dengan staf lain di lokasi syuting, di bawah todongan senjata.
"Mereka mengirim anak-anak, bersenjata lengkap, untuk menyebarkan ketakutan, ketidakpastian, kecemasan dan kekacauan," katanya.
Baca juga: Ekuador Makin Kacau, Geng Bersenjata Gerebek Stasiun TV, Berbuntut 13 Orang Ditangkap Polisi
"Mereka berada di sana untuk mengirimkan pesan bahwa mereka bisa masuk dan mengambil alih salah satu media terbesar di negara ini," ucapnya.
"Saya masih terkejut," kata Kepala pemberitaan TC Television, Alina Manrique, mengatakan kepada The Associated Press.
Sama seperti yang dialami Jose Luis, Manrique mengaku kepalanya ditodongkan pistol saat kejadian tersebut.
"Semuanya telah rusak. Yang saya tahu hanyalah ini saatnya meninggalkan negara ini dan pergi jauh," ucapnya.
Ratusan anggota geng tersebut kini telah ditahan polisi.
Meskipun jalan-jalan di Guayaquil kosong selama jam malam, pada siang hari jalanan menjadi lebih sibuk karena orang-orang datang dan pergi melakukan aktivitas normal mereka.
(Tribunnewscom, Andari Wulan Nugrahani)