Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Jatuhkan Sanksi 2 Perusahaan Kargo Hongkong dan UEA yang Bantu Houthi di Laut Merah

Pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada 2 perusahaan kargo asal Hong Kong dan Uni Emirat Arab, usai kepergok membantu pemberontak Houthi di Laut Merah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in AS Jatuhkan Sanksi 2 Perusahaan Kargo Hongkong dan UEA yang Bantu Houthi di Laut Merah
Arab News
Sejumlah perusahaan pelayaran internasional terkemuka seperti Maersk dan Hapag Lloyd memilih menghindari Laut Merah karena kekhawatiran jadi sasaran serangan Houthi Yaman. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap dua perusahaan kargo asal Hong Kong dan Uni Emirat Arab, usai kepergok membantu pemberontak Houthi melakukan serangan ke kapal dagang Israel dan sekutunya di Laut Merah.

Dua perusahaan yang disanksi AS tersebut adalah Cielo Maritime yang berkantor di Hong Kong dan Global Tech Marine Services asal UEA, sebagaimana dikutip dari The Times Of Israel.

Dalam laporan tertulisnya Departemen Keuangan AS menjelaskan kedua perusahaan tersebut diam - diam membantu pemerintah Iran memperoleh pendapatan lewat pengiriman komoditas.

Untuk melancarkan penjualan komoditas itu beberapa kapal nekat menggunakan dokumen palsu untuk menyembunyikan muatan asal Iran.

"Keduanya membantu penjualan komoditas Iran yang nantinya pendapatan tersebut digunakan untuk mendukung jaringan fasilitator keuangan Houthi Sa'id al-Jamal melanjutkan serangan mereka terhadap pelayaran internasional di Laut Merah dan Teluk Aden," ujar Wakil Menteri Kuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian Nelson.

Alasan tersebut yang membuat AS geram hingga menjatuhkan sanksi dengan memblokir akses kapal properti milik Cielo Maritime dan Global Tech Marine Services dari perdagangan pasar global. Hal ini dilakukan untuk menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

BERITA REKOMENDASI

Houthi mengklaim, serangan tersebut merupakan bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza.

Namun imbas blokade yang dilakukan Houthi 180 raksasa pelayaran mengalami kerugian akibat pembengkakan biaya operasional, pasca mereka mengalihkan rute dagang ke Cape of Good Hope yang berada di selatan Afrika demi menghindari kawasan Laut Merah.

Aksi blokade Houthi juga berpotensi memicu inflasi pasar global lantaran kenaikan biaya logistik laut berpengaruh pada pembentukan harga pangan dan energi baik di tingkat produsen maupun konsumen.

Baca juga: Italia Tolak Ajakan AS Gabung ke Koalisi untuk Hajar Militan Houthi Yaman

Merespon ancaman AS dan negara sekutu lainnya, Pimpinan Houthi Yaman Mohammed Abdul Salam menyatakan bahwa pihaknya bersikukuh akan tetap melakukan blokade dan serangan kepada kapal-kapal dagang Israel dan para sekutunya yang berada di kawasan Laut Merah.

Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen

“Ancaman AS tak akan berdampak ke pendirian kelompok kami, Misi patroli angkatan laut internasional yang dimaksudkan untuk melindungi jalur pelayaran Laut Merah] pada dasarnya tidak diperlukan," ujar kata Abdulsalam, dikutip Al Jazeera.

Senada dengan pimpinan Houthi, pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah mengatakan bahwa mereka akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di koridor pelayaran strategis.

Komitmen Ansarallah untuk menentang apa yang mereka dan pihak lain gambarkan sebagai kampanye genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas