3 Tujuan Israel di Gaza Selama Satu Tahun Serangan Belum Tercapai, Hamas Masih Kokoh Tak Terkalahkan
Selama satu tahun menyerang Gaza, satupun dari tiga tujuan Israel belum ada yang tercapai. Hingga saat ini, Hamas masih tak terkalahkan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.com - Serangan Israel terhadap Gaza yang menewaskan lebih dari 40.000 warga sipil, telah memasuki satu tahun.
Jurnalis Al Jazeera, Soraya Lennie, mengingatkan kembali soal tiga tujuan Israel di Gaza, selama satu tahun serangan sejak 7 Oktober 2023.
Tujuan pertama, kata Lennie, adalah soal pembebasan sandera.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pejabat-pejabat lainnya sudah berulang kali menyatakan akan membebaskan para sandera di Gaza.
Hingga saat ini, Israel memperkirakan ada 101 dari total 239 sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Dari angka tersebut, Israel hanya bisa memulangkan delapan sandera dan membunuh tiga lainnya karena salah mengira sebagai pejuang Hamas, dikutip dari tayangan video Al Jazeera.
Beberapa telah dipulangkan lewat pertukaran sandera antara Israel dan Hamas pada November 2023.
Sementara, puluhan sandera lainnya dilaporkan Hamas tewas akibat serangan udara Israel yang membabi-buta di Gaza.
Keluarga sandera Israel selama berbulan-bulan rutin menggelar unjuk rasa di jalanan Tel Aviv maupun wilayah lainnya, mendesak Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas demi pembebasan sandera.
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Mesir-Qatar dan didukung Amerika Serikat (AS), telah mencapai tahap kritis karena Netanyahu ngotot melanjutkan perang di Gaza.
Bahkan, pejabat Israel dan AS sama-sama menyebut Netanyahu berulang kali menyabotase kesepakatan tersebut demi memenuhi ambisinya.
Baca juga: 4 Pemimpin Senior Hizbullah Tersisa di Tengah Serangan Israel, Ada Besan Mendiang Jenderal Iran
Keluarga sandera Israel pun menuding Netanyahu mengabaikan nyawa para sandera untuk mempertahankan posisi politiknya.
"Netanyahu secara sadar memilih untuk mengorbankan nyawa para sandera agar tetap berkuasa," kata keluarga sandera Israel saat unjuk rasa di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Sabtu (5/10/2024), dilansir Anadolu Ajansi.
Mereka juga menyatakan, Netanyahu "tidak hanya gagal bertanggung jawab, tapi juga sengaja mengabaikan penderitaan mereka (sandera)."