Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Khawatir Keselamatan, Banyak Penangkap Ikan Indonesia di Ishikawa Jepang Ingin Pulang Pasca-Gempa

Seorang kapten kapal mengungkapkan suasana mencekam saat kejadian gempa di Jepang pada awal Tahun Baru 2024 ini.

Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Khawatir Keselamatan, Banyak Penangkap Ikan Indonesia di Ishikawa Jepang Ingin Pulang Pasca-Gempa
Istimewa
Para nelayan magang Indonesia berkumpul di depan api unggun saat gempa bumi magnitudo 7,6 menghantam wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang pada Senin, 1 Januari lalu. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah pekerja penangkap ikan Indonesia ingin kembali ke Tanah Air karena suasana cukup parah akibat gempa bumi magnitudo 7,6 menghantam wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, 1 Januari lalu.

Belum lagi adanya sejumlah gempa susulan yang terjadi hampir setiap hari di wilayah tersebut.

"Gempa di Semenanjung Noto tidak hanya mempengaruhi penduduk setempat dan mereka yang telah kembali ke kampung halaman mereka, tetapi juga para pemagang teknis Indonesia yang datang ke Jepang di bidang penangkapan ikan dan cumi-cumi," ujar kora Asahi melalui pesannay kepada Tribunnews.com hari ini, Sabtu (13/1/2024).

Mereka terlibat dalam penangkapan cumi-cumi dan pukat dasar juga terkena dampak bencana gempa besar di Jepang kali ini.

Para pemagang itu khawatir akan gempa susulan yang terus berlanjut dan masa depan yang tidak pasti. 

"Saya takut gempa bumi. Saya ingin pulang," ungkap beberapa pemagang Indonesia.

Berita Rekomendasi

Ada sekitar 20 orang yang tinggal di dekat Pelabuhan Perikanan Takushima di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa, berada di Rumah Pandawa, asrama baja bertulang dua lantai yang dibangun pada tahun 2004 ketika gempa melanda.

Seorang kapten kapal mengungkapkan suasana mencekam saat kejadian gempa di Jepang pada awal Tahun Baru 2024 ini.

"Kami segera dievakuasi ke pegunungan belakang dan semua orang selamat. Kami membuat api unggun dan menghabiskan malam menggigil kedinginan dan ketakutan."

Baca juga: WNI Ilegal di Jepang Diperjualbelikan, 3 Pelaku Terkait Yakuza Ditangkap Polisi

Riono Aznan, dari kapal penangkap cumi-cumi berusia 26 tahun, mengatakan, "Saya pernah mengalami gempa bumi kecil di Indonesia, tetapi saya takut karena ada gempa bumi setiap hari di sini." 

Ia menceritakan, orang tua dan istrinya di Indonesia telah memintanya untuk kembali, dan dia ingin segera kembali karena khawatir keselamatannya.

Irfan, seorang kapal pukat berusia 24 tahun mengatakan, "Dulu, gaji adalah hal yang paling penting, tetapi sekarang keselamatan adalah hal yang paling penting." 

Baca juga: Kerusuhan di Papua Nugini Pecah, KBRI Port Moresby Minta Kepolisian Setempat Lindungi 1.317 WNI

Pemagang lain, Roberto Jejon mengatakan, "Orang-orang Jepang baik dan gajinya tinggi, jadi saya ingin pindah ke Kanazawa atau Toyama dan naik perahu nelayan lagi."

Sementara itu, bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas