Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rabi Yahudi Sebut Israel Seharusnya Dihukum Buntut Agresi Brutal ke Gaza, Desak Netanyahu Ditahan

Rabi Yahudi menyebut Israel sudah seharusnya dihukum berat buntut agresi ke Gaza. Dia pun mendesak Netanyahu dijebloskan ke penjara.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Rabi Yahudi Sebut Israel Seharusnya Dihukum Buntut Agresi Brutal ke Gaza, Desak Netanyahu Ditahan
MAHMUD HAMS / AFP
Warga Palestina yang melarikan diri dari utara berjalan di sepanjang jalan Salaheddine di distrik Zeitoun di pinggiran selatan Kota Gaza pada 28 November 2023. Rabi Yahudi menyebut Israel sudah seharusnya dihukum berat buntut agresi ke Gaza. Dia pun mendesak Netanyahu dijebloskan ke penjara. 

Di sisi lain, Sofer mengatakan ratusan ribu orang Yahudi yang tersebar di beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat (AS), dan lainnya sudah tidak tertarik untuk mendukung langkah apapun yang dilakukan Israel.

Umat Islam Bakal Lindungi Orang Yahudi

Simpatisan Israel dan anggota Neturei Karta (latar depan) mengambil bagian dalam demonstrasi saat sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai pengaduan genosida oleh Afrika Selatan terhadap Israel, di Den Haag, pada 11 Januari 2024. Afrika Selatan berharap bahwa kasus genosida yang penting terhadap Israel di pengadilan tinggi PBB pada 11 Januari, akan berusaha memaksa Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza, di mana lebih dari 23.000 warga Palestina telah terbunuh menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. (Photo by Robin Utrecht / ANP / AFP) / Netherlands OUT
Simpatisan Israel dan anggota Neturei Karta (latar depan) mengambil bagian dalam demonstrasi saat sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai pengaduan genosida oleh Afrika Selatan terhadap Israel, di Den Haag, pada 11 Januari 2024. Afrika Selatan berharap bahwa kasus genosida yang penting terhadap Israel di pengadilan tinggi PBB pada 11 Januari, akan berusaha memaksa Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza, di mana lebih dari 23.000 warga Palestina telah terbunuh menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. (Photo by Robin Utrecht / ANP / AFP) / Netherlands OUT (AFP/ROBIN UTRECHT)

Sofer juga mengatakan bahwa perdamaian dapat terjadi lantaran umat Islam di Palestina tidak memusuhi Yahudi.

Adapun pernyataan Sofer ini mengutip deklarasi dari para pemimpin dan kelompok di Palestina yang telah hidup berdampingan secara harmonis selama ribuan tahun.

Dia pun mencontohkan beberapa peristiwa sejarah yang membuktikan umat Islam hidup berdampingan secara harmonis dengan orang Yahudin seperti saat kekuasaan Islam di Spanyol.

Baca juga: Israel Playing Victim, Sebut ICJ Pengadilan Munafik, Samakan Serangan Hamas seperti Holocaust Nazi

Kemudian, saat datangnya orang Kristen dan mengambil alih Spanyol, 300 ribu orang Yahudi pun diusir.

“Ke mana mereka (orang Yahudi) pergi? Cina, Jepang, Australia? Tidak. Mereka pergi ke Turki, mereka pergi ke Aljazair, Tunisia, Maroko. Terutama ke Turki dan Palestina,” kata Sofer.

Tak sampai di situ, dia juga menceritakan momen saat pemimpin Turki memberikan hak politik hingga beragama bagi orang Yahudi yang terusir dari Spanyol.

Berita Rekomendasi

Kemudian, di era perang modern seperti Perang Dunia II, orang Yahudi sangat diterima di Albania yang merupakan negara Islam.

Bahkan, Nazi pimpinan Adolf Hitler tidak menyentuh sama sekali orang Yahudi di negara tersebut ketika melakukan penjajahan.

“Orang-orang Yahudi tidak akan memiliki masalah untuk hidup berdampingan dengan orang lain selama mereka tetap berpegang teguh pada ajaran kitab suci mereka, Taurat, dan “tidak memiliki aspirasi untuk mengambil alih tanah, Palestina atau yang lainnya,” kata Sofer.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas