Setelah 100 Hari Perang, Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Pembunuhan di Gaza, Tujuan Belum Tercapai
Setelah 100 hari, Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan pembunuhan di Gaza. Benjamin Netanyahu mengaku belum mencapai tujuannya.
Penulis: Muhammad Barir
Setelah 100 Hari Perang di Gaza, Benjamin Netanyahu Bersumpah untuk Melanjutkan Pembunuhan di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Setelah 100 hari, Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan pembunuhan di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku belum mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas tetapi telah membunuh sekitar 10.000 anak di Gaza.
Dalam pidatonya pada tanggal 13 Januari, Perdana Menteri Israel Benjamin mengatakan bahwa Mahkamah Internasional di Den Haag tidak akan menghentikan Israel melanjutkan perangnya di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sekitar 23.900 warga Palestina, termasuk 10.000 anak-anak.
“Tidak ada yang akan menghentikan kami – baik Den Haag, Poros Kejahatan, dan tidak ada orang lain. Hal ini mungkin dan perlu untuk dilanjutkan sampai kemenangan, dan kami akan melakukannya,” kata Netanyahu dalam konferensi pers yang disiarkan televisi yang menandai hari ke-100 perang tersebut.
Awal pekan ini, Afrika Selatan mengajukan tuntutan terhadap Israel karena melanggar Konvensi Genosida PBB, yang mana Tel Aviv juga ikut menandatanganinya.
Afrika Selatan berharap pengadilan akan mengeluarkan perintah sementara yang menuntut Israel menghentikan pemboman dan kampanye darat yang telah menyebabkan 65.000 ton amunisi dijatuhkan di Gaza, menyebabkan sebagian besar wilayah di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi tampak seperti pemandangan bulan dan banyak orang tewas di bawah reruntuhan.
Baca juga: Joe Biden Mulai Hilang Kesabaran Terhadap Ulah Benjamin Netanyahu, Israel Abaikan 3 Permintaan AS
Netanyahu menuduh Afrika Selatan mendukung pembakar bayi, meskipun Israel belum memberikan bukti bahwa Hamas melakukan kejahatan tersebut.
Sebaliknya, bukti terus bermunculan bahwa pasukan Israel membakar banyak warga sipil mereka hingga tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa dengan membalas serangan Brigade Qassam Hamas dengan menggunakan helikopter dan tembakan tank.
Israel mengeluarkan Protokol Hannibal untuk membunuh warga sipil dan tentara Israel daripada membiarkan mereka ditawan oleh pejuang sayap militer Hamas, Brigade Qassam, untuk ditukar dengan warga Palestina yang ditawan di Israel.
Perdana Menteri Israel mengklaim bahwa perang di Gaza telah menghilangkan sebagian besar batalyon Hamas.
Namun, The Wall Street Journal mencatat pada 13 Januari bahwa Netanyahu belum mencapai tujuan yang dia nyatakan di awal perang, termasuk menghancurkan Hamas, mengakhiri kendalinya atas Gaza, dan membebaskan tawanan Israel yang ditawan pada 7 Oktober.
Baca juga: Benjamin Netanyahu Sebut Afrika Selatan Munafik, Israel akan Terus Perang Sampai Menang Mutlak
Sebaliknya, perang tersebut berubah menjadi sebuah pertumpahan darah yang menunjukkan batas kemampuan militer Israel—dan kecanggihan jaringan pertahanan bawah tanah Hamas.
“Militer Israel masih berusaha menemukan dan menghancurkan terowongan tempat pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dan lainnya diyakini bersembunyi,” tambah surat kabar itu.