Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ancaman Inflasi dan Gangguan Pasokan Negara-negara di Laut Merah Imbas Agresi AS-Inggris

Serangan yang dilakukan AS dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman dianggap sebagai konsekuensi dari perang berkelanjutan Israel-Hamas. 

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Ancaman Inflasi dan Gangguan Pasokan Negara-negara di Laut Merah Imbas Agresi AS-Inggris
Maritime Executive
Pendapatan Mesir dari Terusan Suez turun drastis pasca serangan militer yang dilancarkan kelompok bersenjata Houthi atas kapal-kapal niaga yang melintas di Laut Merah. Foto: Maritime Executive 

Laporan Wartawan Tribunnews Agave Boniarce Veva Situmorang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman dianggap sebagai konsekuensi dari perang berkelanjutan Israel-Hamas

Pada Jumat (12/1/2024), ratusan ribu warga Yaman dilaporkan melakukan aksi unjuk rasa di beberapa wilayah di seluruh negeri untuk mengutuk serangan AS dan Inggris terhadap kelompok Houthi, serta menegaskan kembali dukungan mereka terhadap warga Palestina di Gaza. 

Mohammed Abdul-Salam, kepala perunding dan juru bicara Houthi mengklaim, AS dan Inggris telah “melakukan kebodohan dengan agresi berbahaya ini”.

“Mereka salah jika mengira akan menghalangi Yaman untuk mendukung Palestina dan Gaza,” tulisnya secara online.

“Penargetan kelompok ini akan terus mempengaruhi kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan wilayah Palestina yang diduduki,” tambahnya.

Serangan terhadap Houthi yang dipimpin oleh AS ini dimulai pada Kamis (11/01/2024) malam waktu setempat. 

Berita Rekomendasi

Menurut keterangan presiden AS, Joe Biden, serangan udara yang dipimpin AS pekan lalu merupakan bentuk balasan serta tindak lanjut dari peringatan berulang kali kepada kelompok militan tersebut, untuk menghentikan serangan mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah. Biden mengatakan, setidaknya awak kapal dari lebih dari 20 negara telah diancam atau disandera dalam tindakan pembajakan Houthi

Ia juga menambahkan, lebih dari 2.000 kapal terpaksa menyimpang ribuan mil untuk menghindari Laut Merah, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya inflasi dan gangguan rantai pasokan.

“Pasukan militer AS, bersama dengan Inggris, dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, telah berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman, yang digunakan oleh kelompok Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu saluran air paling penting di dunia,” kata Biden, seperti dikutip dalam laman New York Times.

“Kami juga bergabung dengan lebih dari 40 negara dalam mengutuk ancaman Houthi. Bersama dengan 13 sekutu dan mitra, serangan ini merupakan peringatan bahwa kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami. Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kita dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan,” tegasnya.

Lebih lanjut, komando pusat AS (CENTCOM) mengatakan, lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi militan Houthi, yang didukung oleh Iran, telah berhasil diserang di Yaman.

“Fasilitas tersebut termasuk pusat komando dan kendali, depot amunisi, sistem peluncuran, fasilitas produksi, dan sistem radar pertahanan utara,” kata juru bicara CENTCOM.

Di sisi lain, Al Masirah, saluran berita satelit yang dikelola Houthi melaporkan, serangan yang dipimpin oleh AS tersebut juga telah menghantam beberapa lokasi, yakni pangkalan udara al-Dailami di utara ibu kota, bandara di kota pelabuhan Hodeidah, sebuah kamp di sebelah timur Saada dan bandara di kota tersebut, wilayah Taizz, serta sebuah bandara di dekat Hajjah.

Tidak berhenti sampai disitu, operasi militer AS terhadap kelompok Houthi di Yaman dilaporkan kembali berlanjut pada Sabtu (13/01/2024) pagi. 

Komando Pusat AS mengatakan, tindakan lanjutan yang mereka lancarkan pada Sabtu pagi tersebut dilakukan menggunakan bantuan kapal perusak Angkatan Laut USS Carney, dengan menggunakan rudal serangan darat Tomahawk.

“Untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial,” kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X.

Baca juga: Bantah Klaim Gedung Putih, CIA Tak Temukan Bukti Houthi Didikte Iran soal Serang Laut Merah

Menanggapi situasi tersebut, kepala bantuan PBB, Martin Griffiths mengatakan, pihaknya tidak dapat menyalahkan siapapun dalam hal tersebut. Namun, ia tetap menyayangkan konsekuensi yang harus mereka tanggung akibat perang Israel dan Hamas yang semakin meluas.

“Sungguh mengecewakan melihat prospek perdamaian di Yaman direnggut. Tetapi ini adalah satu lagi akibat yang mengerikan. Dan ini adalah akibat yang sangat serius dari perang di Gaza,” katanya.

Beberapa negara juga diketahui mengutuk dan mengecam keras tindakan penyerangan tersebut. Rusia bahkan mengatakan, pihaknya telah meminta diadakannya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas mengenai hal itu.

Di sisi lain, Giorgio Cafiero, CEO Gulf State Analytics, sebuah konsultan risiko geopolitik yang berbasis di Washington, DC, mengatakan, AS memiliki pilihan lain selain serangan militer.

“Salah satunya adalah menggunakan pengaruh Washington terhadap Israel untuk mendorong Israel agar mematuhi gencatan senjata,” kata Cafiero kepada Al Jazeera.

Mendukung keterangan tersebut, Trita Parsi dari Quincy Institute for Responsible Statecraft juga menyampaikan argumen serupa. 

“Pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah, mengapa pemerintah Inggris dan AS lebih memilih untuk meningkatkan eskalasi dan berperang, daripada meningkatkan gencatan senjata di Gaza, yang tidak hanya akan lebih efektif?” katanya kepada Al Jazeera.

Lebih lanjut, sejauh ini, ketegangan antara Houthi dan Barat telah membuat perusahaan pelayaran dunia ketar-ketir.

Raksasa perkapalan dunia seperti Maersk, Evergreen, Mediterranean Shipping Company (MSC), Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, dan Hyundai Merchant Marine (HMM), terpaksa harus mengalihkan rute pelayaran Asia-Eropa dari Laut Merah, dengan memutar ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. 

Sementara itu, ketika dimintai keterangan terkait hal tersebut, pihak Houthi mengatakan, kampanye maritim mereka ini adalah bentuk solidaritas dan usaha mereka untuk mendukung warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. 

Selain kapal Israel, kelompok Pro-Iran itu juga mengaku, pihaknya telah berhasil menyerbu beberapa kapal milik negara-negara sekutu Tel-Aviv.(aljazeera/reuters/apnews).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas