Brigade Golani dan Tentara Israel Lainnya Mundur dari Gaza, Al Qassam: Musuh Gagal Capai Tujuan
Banyak tentara Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mundur dari Jalur Gaza. Sebelumnya Brigade Al Qassam sebut musuh telah gagal capai tujuan.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Banyak tentara Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mundur dari Jalur Gaza, Senin (15/1/2024).
Dan ini bukan pertama kalinya Israel melakukan pengurangan kekuatan besar-besaran di Jalur Gaza, di mana mulai 31 Desember 2023 lalu, ribuan tentara cadangan juga ditarik keluar dari medan pertempuran.
Salah satu dari empat divisi militer yang menyerang Gaza pada hari-hari awal serangan darat, yang dimulai pada tanggal 27 Oktober 2023, dilaporkan telah diperintahkan untuk mundur.
Sementara langkah untuk menarik divisi militer Israel ke-36 terjadi pada hari ke-101 agresi Israel di Jalur Gaza.
Saat ini divisi yang masih bertahan di jalur Gaza yakni divisi 99, 162, dan 98.
Divisi ke-36, yang mundur dari Gaza terdiri dari Brigade Golani, Brigade ke-6 dan ke-7, juga Brigade 188 dan korps teknik.
Penarikan mundur tentara Israel dari Gaza disertai dengan banyak keriuhan di kalangan mereka, mengutip Palestine Chronicle.
Baca juga: Serangan Rudal Garda Revolusi Iran Tewaskan Pengusaha Terkenal Kurdi yang Dekat dengan Israel
Beberapa analis berpendapat bahwa penarikan divisi ke-36 adalah bagian dari upaya penarikan mundur tentara Israel yang lebih besar dari Gaza.
Pengamat mengkritisi penarikan mundur ini dilakukan secara bertahap, agar tidak menunjukkan bahwa perang telah berakhir atau bahwa seolah-olah militer Israel telah gagal mencapai tujuannya.
Brigade Al Qassam Sebut Musuh Telah Gagal
Dalam pidato di momen hari ke-100 perang Gaza, Juru Bicara sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, Abu Ubaida menyebut bahkan musuh (Israel) telah gagal capai tujuannya di Gaza.
Baca juga: Presiden Israel Kena Hujat Ribuan Orang saat Pidato, Sebut Tak Becus Lobi Pembebasan Sandera
Tujuan musuh gagal, kalah dan hancur, karena ketabahan pejuang Palestina di medan perang.
Abu Ubaida juga mengatakan kepemimpinan di pemerintah Israel arogan.
"Mimpi para pemimpin perang teroris belum tercapai, dan pemusnahan secara acak belum mencapai atau tidak akan menghasilkan apa-apa bagi mereka selain rasa malu, dan mereka juga belum mampu memulihkan para tahanan."
Ubaida menyebut kelemahan tentara Israel di medan perang.