Antony Blinken Terdampar di Davos, Pesawatnya Rusak saat akan Pulang ke AS
Diplomat terkemuka AS Antony Blinken terdampar saat kunjungannya di Davos. Dia terjebak di Swiss setelah jet Boeing-nya bermasalah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat terdampar di Davos, Swiss karena pesawat Boeing 737 miliknya mengalami masalah saat akan kembali ke AS, lapor Bloomberg.
Antony Blinken awalnya diterbangkan dengan helikopter ke Zurich untuk menaiki pesawat tersebut, Rabu (17/1/2024).
Namun, ia dan para ajudannya diberitahu bahwa penerbangan tersebut tidak aman karena ada kebocoran oksigen.
Sebuah jet yang lebih kecil kemudian dikirim untuk membawa Blinken pulang.
Sementara itu beberapa ajudan dan reporternya yang ikut dalam perjalanan tersebut diminta untuk naik penerbangan komersial kembali ke Amerika.
Pesawat jet Boeing C40 milik Blinken dimodifikasi berdasarkan model komersial bisnis Boeing 737-700, menggabungkan badan pesawat dengan sayap dan roda pendaratan dari pesawat 737-800, menurut Angkatan Udara AS.
Pesawat itu menyediakan transportasi yang aman, nyaman dan dapat diandalkan bagi para pemimpin AS ke berbagai lokasi di seluruh dunia, tulis Angkatan Udara AS di situsnya.
Agenda Blinken di Davos
Antony Blinken menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di resor ski Davos di Swiss.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Antony Blinken mengatakan bahwa Israel tidak dapat mencapai “keamanan sejati” tanpa jalan menuju negara Palestina.
Ia menegaskan bahwa langkah tersebut dapat membantu menyatukan Timur Tengah dan mengisolasi saingan utama Israel, yaitu Iran.
Baca juga: Menlu AS Blinken: Hamas Tidak Mungkin Bisa Sepenuhnya Dilenyapkan Israel
Blinken mengatakan pandangan para pemimpin di dunia Arab dan Muslim telah berubah terhadap Israel.
Menurutnya, pembentukan negara Palestina akan membantu Israel berintegrasi di wilayah tersebut.
“Masalahnya semakin meluas dan tentu saja memerlukan keputusan yang sangat sulit dan menantang."
"Hal ini membutuhkan pola pikir yang terbuka terhadap perspektif tersebut,” kata Blinken.