Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesawat Ruang Angkasa Tanpa Awak Milik JAXA Jepang Mendarat di Bulan

Pesawat ruang angkasa tak berawak milik JAXA berhasil melakukan pendaratan di permukaan bulan, Sabtu (20/1/2024).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pesawat Ruang Angkasa Tanpa Awak Milik JAXA Jepang Mendarat di Bulan
Foto JAXA
Pesawat ruang angkasa tak berawak milik JAXA, Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) berhasil melakukan pendaratan di permukaan bulan, Sabtu (20/1/2024) sekitar jam 02.15 pagi waktu Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pesawat ruang angkasa tak berawak milik JAXA, Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) berhasil melakukan pendaratan di permukaan bulan, Sabtu (20/1/2024) sekitar jam 02.15 pagi waktu Jepang.

"Pengiriman data akan diprioritaskan untuk mengkonfirmasi agar pendaratan presisi tinggi dapat tercapai," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (21/1/2024).

Jepang untuk pertama kalinya berhasil mendaratkan pesawat tak berawak di bulan.

Jepang menjadi negara kelima di dunia yang mendaratkan pesawat tak berawak di bulan, mengikuti bekas Uni Soviet, Amerika Serikat, China, dan India.

Baca juga: Jepang berhasil mendaratkan wahana luar angkasanya secara presisi di Bulan, tetapi mengapa misinya kemungkinan dipersingkat?

Dalam konferensi pers, JAXA mengumumkan bahwa pendaratan telah berhasil dilakukan dengan mulus.

"Kami percaya bahwa kami telah berhasil mencapai soft landing. Alasan untuk ini adalah bahwa pesawat ruang angkasa berhasil mentransmisikan telemeter ke bumi, dan peralatan onboard umumnya beroperasi dalam kesehatan yang baik," kata Hitoshi Kuninaka, Direktur Jenderal JAXA's Institute of Space and Astronautical Science.

Berita Rekomendasi

"Kami turun dari ketinggian 10 kilometer, jadi jika tidak berjalan dengan baik, kami akan jatuh dengan kecepatan tinggi."

"Jika itu terjadi, semua fungsi pesawat ruang angkasa akan hilang, tetapi fakta bahwa data masih terkirim kembali ke bumi dengan baik setelah mendarat adalah bukti bahwa pesawat ruang angkasa berhasil mencapai tujuan awalnya yaitu pendaratan berhasil lengkap," jelasnya.

"Saat ini, kami percaya bahwa daya baterai akan bertahan selama beberapa jam. Jika SLIM secara akurat menangkap data navigasi untuk pendaratan yang tepat, akan mungkin untuk mereproduksi lintasan pesawat ruang angkasa saat turun, jadi kami berencana untuk memperolehnya sebagai prioritas," ujar Hitoshi Kuninaka.

Karena tidak mungkin menghasilkan daya dari sel surya yang dipasang, JAXA mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa akan mendarat dalam sikap yang berbeda dari postur yang direncanakan semula.

Mengenai dua robot kecil di kapal, LEV-1 dan LEV-2, dia mengatakan pihaknya percaya bahwa LEV-1 mampu memisahkan saat melayang di atas bulan.

"Oleh karena itu, kami percaya bahwa LEV-1 dan LEV-2 telah berhasil dipisahkan," ujarnya.

Baca juga: Faksi Kishida dan Faksi Nikai Partai Demokrat Liberal Jepang Dibubarkan

"Mendarat di bulan adalah langkah penting dalam eksplorasi ruang angkasa, dan meskipun Jepang belum dapat berhasil di dalamnya sampai sekarang, saya pikir kita dapat dengan jujur menghargai kenyataan bahwa kita telah mengambil satu langkah menaiki tangga yang lebih besar."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas