Ancam Serang Lebanon, Yoav Gallant: Israel Tak Mundur Meski Hizbullah Setop Tembaki Kami
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pasukannya tidak mundur meski Hizbullah berhenti menembaki wilayah Israel dan ancam serang Lebanon.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, menegaskan bahwa Israel tidak akan menghentikan tembakan bahkan jika Hizbullah menghentikannya.
Ia memperingatkan perang tersebut akan sulit bagi Israel, namun menghancurkan bagi Hizbullah dan Lebanon.
“Bahkan jika Hizbullah berhenti menembak secara sepihak, Israel tidak akan berhenti menembak sampai mereka (Hizbullah) menjamin kembalinya penduduk (Israel) wilayah utara dengan selamat ke rumah mereka,” kata Yoav Gallant kepada Sebastien Lecornu, Menteri Pertahanan Prancis, Senin (22/1/2024).
Menurutnya, mengusir Hizbullah dari perbatasan adalah tujuan Israel meningkatkan eskalasi di perbatasan Israel utara dan Lebanon selatan, basis Houthi.
Yoav Gallant juga berterima kasih kepada Sebastian Lecornu atas komitmen Prancis dalam mengubah situasi keamanan di Lebanon selatan dan menyingkirkan Hizbullah dari perbatasan, dikutip dari Al Arabiya.
"Prancis mempunyai peran penting dalam keinginan internasional untuk menstabilkan situasi keamanan di perbatasan utara. Dalam kerangka upaya politik yang dipimpin oleh pemerintahan AS, Israel lebih memilih untuk mengakhiri konflik dengan Hizbullah melalui cara yang lebih baik. penyelesaian politik" katanya.
Namun, ia tidak mengecualikan serangan Israel yang mungkin masih berlanjut jika Hizbullah tetap memberikan ancaman terhadap Israel.
“Namun, kami bersiap untuk menciptakan situasi yang aman bagi kembalinya penduduk, juga dengan cara militer,” katanya, dikutip dari France24.
“Perang di utara akan sulit bagi Israel, namun menghancurkan bagi Hizbullah dan Lebanon," lanjutnya.
Sebagian besar warga Israel mengungsi dari Israel utara karena serangan dari Hizbullah.
Sementara itu, warga yang tidak mengungsi dari wilayah itu menjalani kehidupan di bawah suara tembakan, sirene, dan drone, saat Israel melancarkan serangan harian ke Hizbullah.
Baca juga: Nasib Apes, Pasukan Israel Berniat Serang Lebanon, tapi Malah Lebih Dulu Diserang Hizbullah
Israel sebelumnya membunuh Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Hamas dan pemimpin gerakan di Tepi Barat, Sheikh Saleh Al-Arouri (57) di Beirut, Lebanon, pada Selasa (2/1/2024) malam, menggunakan serangan drone.
Hizbullah, partai yang berbasis di Lebanon selatan, melancarkan serangan ke perbatasan Israel untuk mendukung warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Hizbullah mengatakan akan menghentikan serangannya terhadap wilayah Israel jika Israel juga menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel meluncurkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza.
Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 25.474 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (22/1/2024).
Tercatat 1.147 kematian di wilayah Israel selama konflik terbaru dengan Hamas.
Selain itu, dilaporkan ada 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel