Demi Sandera Bebas, Israel Tawarkan Gencatan Senjata 2 Bulan, tapi Ogah Lepas Tahanan Palestina
Israel menawarkan gencata senjata selama dua bulan kepada Hamas demi pembebasan sandera di Gaza tetapi dengan syarat tidak melepas tahanan Palestina.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Israel telah mengusulkan gencatan senjata selama dua bulan di Gaza demi pembebasan seluruh sandera yang ditawan Hamas di Gaza.
Dikutip dari Axios, tawaran tersebut sudah disodorkan kepada Hamas lewat mediator di Qatar dan Mesir, menurut para pejabat tinggi Israel.
Namun, dalam tawaran tersebut, tidak termasuk kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Adapun detail dari isi tawaran itu seperti pembebasan sandera dan pengembalian jenazah sandera dalam beberapa fase oleh Hamas ke Israel.
“Fase pertama adalah dilepaskannya sandera wanita, laki-laki berumur di atas 60 tahun, dan sandera yang kritis,” demikian isi tawaran tersebut.
“Fase selanjutnya bakal termasuk pembebasan tentara wanita, laki-laki berusia di bawah 60 tahun yang bukan merupakan tentara, tentara laki-laki Israel, dan jasad sandera lainnya,” sambungnya.
Tak hanya itu, proposal tersebut juga mencakup pengerahan kembali Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza.
“Sehingga beberapa orang akan dipindahkan dari pusat-pusat populasi utama di daerah kantong tersebut dan mengizinkan kembalinya warga sipil Palestina secara bertahap ke kota di Gaza dan jalur Gaza utara ketika kesepakatan telah disetujui (Hamas),” isi proposal tersebut.
Namun, Israel enggan melepaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara Israel.
“Proposal memperjelas Isreal tidak setuju untuk menghentikan perang dan tak akan setuju melepaskan 6.000 tahanan Palestina dari penjara Israel,” kata pejabat Israel.
Diketahui, lebih dari 130 sandera diperkirakan masih ditahan Hamas meski ratusan lainnya sudah sempat dibebaskan pada akhir November 2023 lalu.
Baca juga: Israel Bertekad Kuasai Koridor Philadelphia, Mesir: Ini Melanggar Perjanjian
Washington telah banyak terlibat dalam negosiasi menuju kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para sandera, dengan Presiden AS, Joe Biden tengah berada di bawah tekanan dari Partai Demokrat agar perjanjian damai antara Israel dan Palestina segera terealisasi.
Biden, sebenarnya, telah menolak segala seruan agar gencatan senjata segera terealisasi.
Namun, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada Senin (22/1/2024), bahwa Biden mendukung gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas serta mempermudah masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.