Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bongkar Kebohongan Israel, Hamas Ungkap Tuduhan Palsu soal Serangan 7 Oktober

Hamas membongkar kebohongan dan tuduhan palsu Israel soal serangan 7 Oktober 2023 atau yang disebut Operasi Banjir Al-Aqsa.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Bongkar Kebohongan Israel, Hamas Ungkap Tuduhan Palsu soal Serangan 7 Oktober
AFP/SAID KHATIB
(FILE) Abu Ubaida (tengah) juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam upacara peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017. - Hamas membongkar kebohongan dan tuduhan palsu Israel soal serangan 7 Oktober 2023 atau yang disebut Operasi Banjir Al-Aqsa. 

TRIBUNNEWS.com - Baru-baru ini, gerakan perlawanan Palestina, Hamas, merilis dokumen lengkap soal motif dan penjelasan mengenai Operasi Banjir Al-Aqsa atau serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.

Lewat dokumen 16 halaman berbentuk PDF itu, Hamas membongkar kebohongan Israel mengenai serangan tersebut.

Hamas mengatakan, tuduhan-tuduhan palsu yang disebarkan Israel soal serangan 7 Oktober 2023 sengaja dibuat untuk menjelek-jelekkan gerakan perlawanan Palestina, sekaligus melegalkan aksi genosida di Gaza.

"Apa yang disebarkan oleh Israel atas tuduhan bahwa Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada 7 Oktober, menargetkan warga sipil Israel, hanyalah kebohongan dan rekayasa," ungkap Hamas dalam dokumen yang dirilis lewat Kantor Media Hamas, Minggu (21/1/2024).

"Sumber tuduhan ini adalah narasi resmi Israel dan tidak ada sumber independen yang bisa membuktikan kabar palsu itu."

"Sudah menjadi fakta umum bahwa narasi resmi Israel selalu berupaya menjelek-jelekkan perlawanan Palestina, sekaligus melegalkan agresi brutalnya terhadap warga Gaza," lanjut Hamas.

Setidaknya, Hamas membongkar enam kebohongan Israel yang menyudutkan gerakan perlawanan Palestina.

Berita Rekomendasi

Dilansir dari Palestina Chronicle, berikut ini enam kebohongan Israel soal serangan 7 Oktober 2023:

1. Video klip yang diambil pada hari itu - 7 Oktober 2023 - bersama kesaksian warga Israel yang dirilis setelahnya, menunjukkan pejuang Brigade Al-Qassam tidak menargetkan warga sipil, dan banyak warga Israel yang dibunuh oleh tentara dan polisi Israel karena kebingungan mereka sendiri.

2. Kebohongan mengenai"40 bayi dipenggal" yang dilakukan para pejuang Palestina, juga telah dibantah secara tegas.

Bahkan, sumber-sumber Israel pun membantah tuduhan palsu tersebut.

Baca juga: 10 Poin Penjelasan Hamas soal Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023

Sayangnya, banyak media Barat mengadopsi tuduhan itu dan memberitakannya.

3. Tuduhan bahwa pejuang Palestina melakukan rudapaksa terhadap perempuan Israel sudah dibantah sepenuhnya, termasuk Hamas.

Salah satu poin yang dibahas dalam laporan situs berita Mondoweiss pada 1 Desember 2023, antara lain adalah mengatakan tidak ada bukti mengenai "rudapaksa massal" yang diduga dilakukan anggota Hamas pada 7 Oktober.

Mondoweiss juga memberitakan, Israel menggunakan tuduhan itu "untuk memicu genosida di Gaza."

Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth pada 10 Oktober dan Haaretz pada 18 November, banyak warga sipil Israel terbunuh oleh helikopter militer Israel, terutama mereka yang berada di festival musik Nova di dekat Gaza.

Setidaknya 364 warga sipil Israel terbunuh saat itu.

Laporan Yedioth Ahronoth dan Haaretz mengatakan pejuang Hamas telah mencapai wilayah tersebut (tempat digelarnya festival musik Nova), tanpa mengetahui adanya acara itu, di mana helikopter militer Israel menembaki pejuang Hamas dan penonton festival.

Yedioth Ahronoth juga mengatakan tentara Israel menyerang 300 lebih sasaran di daerah sekitar Jalur Gaza, untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut dari Gaza dan menghindari penangkapan warga Israel oleh pejuang Palestina.

4. Kesaksian Israel lainnya menegaskan, serangan dan operasi tentara Israel menewaskan banyak tawanan Israel dan para penculiknya.

Tentara pendudukan Israel mengebom rumah-rumah di permukan Israel, di mana para pejuang Palestina dan warga Israel berada di dalamnya.

Baca juga: Hamas Tolak Usulan Israel untuk Gencatan Senjata 2 Bulan, Hamas: Ini Tipuan, Kami Ingin Setop Perang

Langkah Israel itu merupakan penerapan dari "Petunjuk Hannibal" yang terkenal dari tentara Israel.

"Petunjuk Hannibal" memiliki prinsip "lebih baik sandera atau tentara sipil mati daripada ditangkap hidup-hidup" untuk menghindari masuk dalam daftar pertukaran tahanan dengan gerakan perlawanan Palestina.

5. Selanjutnya, otoritas pendudukan merevisi jumlah tentara dan warga sipil Israel yang terbunuh dari 1.400 menjadi 1.200.

Revisi ini dilakukan setelah Israel menemukan bahwa 200 mayat yang dibakar adalah pejuang Palestina yang dibunuh dan bercampur dengan mayat Israel.

Artinya, yang membunuh pejuang Palestina adalah yang juga membunuh warga Israel.

Diketahui, hanya tentara Israel yang memiliki pesawat militer, dimana pesawat itu membunuh, membakar, dan menghancurkan wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

6. Serangan udara besar-besaran Israel di Gaza yang menyebabkan kematina hampir 60 tawanan Israel juga membuktikan pemerintah Israel tidak peduli dengan kehidupan tawanan mereka di Gaza.

Serangan Hamas Tewaskan 21 Anggota IDF

Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 18 Januari 2024 menunjukkan tentara Israel beroperasi di daerah Khan Yunis di selatan Jalur Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Israeli Army / AFP)
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 18 Januari 2024 menunjukkan tentara Israel beroperasi di daerah Khan Yunis di selatan Jalur Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Israeli Army / AFP) (AFP/-)

Dua hari setelah merilis dokumen tersebut, Selasa (23/1/2024), Hamas mengumumkan pertanggungjawaban mereka atas serangan roket yang menewaskan 21 anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza.

Israel sebelumnya menyalahkan militan Palestina yang tidak dikenal atas serangan granat berpeluncur roket (RPG) pada Senin (22/1/2024), hari paling mematikan bagi militer Israel dalam serangannya di Gaza.

"Saksikan eksekusi yang dilakukan pejuang Brigade Al-Qassam dalam operasi gabungan melawan tentara dan kendaraan musuh (Israel) di sebelah timru kamp pengungsi Al-Maghazi," kata Hamas dalam pesan yang dirilis ke media, diserta video serangan, dilansir Reuters.

Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv, roket militan menghantam gedung tempat anggota IDF meletakkan bahan peledak.

Serangan itu menyebabkan gedung yang menyimpan bahan peledak dan gedung sebelahnya runtuh, tambah Hagari.

Sebagian besar anggota IDF tewas di sana, sedangkan dua lainnya yang mengamankan kawasan itu, tewas bersama tank yang juga diserang oleh roket kedua, lanjut dia, mengutip penyelidikan awal.

Pihaknya masih mempelajarai insiden itu, ujar Hagari.

Selama 24 jam terakhir, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 100 militan di Khan Younis barat di Gaza selatan, pungkas dia.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas