Panglima Garda Revolusi Iran ke AS: Kami Tak Cari Perang, Tapi Tak Mundur Kalau Serangan Datang
Panglima Garda Revolusi Iran menjawab ancaman AS yang menggelorakan perang lansung ke Teheran setelah pangkalan militernya di Yordania kena bom
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Terkait stigma itu, Iravani mengulangi pernyataan Iran sebelumnya, tertanggal 4 Desember 2023 dan 2 Januari 2024, menekankan, tidak ada kelompok afiliasi, baik di Irak, Suriah, atau di tempat lain, yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung atas nama Iran.
Iravani juga mengkritik Amerika Serikat karena melanggar hukum internasional dan Piagam PBB melalui tindakan militernya di Irak dan Suriah, khususnya mengutip Pasal 2 (4) Piagam PBB.
Dia menegaskan, “tidak ada kelompok yang berafiliasi dengan Angkatan Bersenjata Republik Iran, baik di Irak, Suriah, atau di tempat lain, yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di bawah kendali Republik Islam Iran atau bertindak atas namanya.”
“Oleh karena itu, Republik Iran tidak bertanggung jawab atas tindakan individu atau kelompok mana pun di kawasan ini,” tegas duta besar Iran untuk PBB.
Mengenai kehadiran AS di Suriah dan Irak, duta besar Iran menegaskan:
"...tindakan yang dilakukan Amerika Serikat di Suriah dan Irak adalah melanggar hukum dan bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.... Oleh karena itu, pemberitahuan AS disampaikan kepada Dewan Keamanan dalam surat tersebut ... tidak memiliki dasar hukum dan tidak membenarkan tindakan tersebut."
Serangan milisi perlawanan Irak dan Suriah ke pangkalan militer AS tersebut menjadi perluasan dari Perang Gaza antara Israel dan milisi perlawanan Palestina, Hamas dan gerakan lainnya.
Sentimen negatif ke AS muncul karena dianggap membantu Israel melakukan Genosida di Gaza.
Hal itu terakumulasi menjadi serangan-serangan secara rutin dan bergelombang demi mengusir tentara AS dari Irak dan Suriah karena dianggap sebagai pendudukan ilegal.
Birokrasi AS Gaungkan Perang Melawan Iran
Eskalasi ini menyusul serangan koalisi milisi perlawanan yang menargetkan pangkalan militer AS di Yordania.
Serangan ke Tower 22 itu mengakibatkan tewasnya tiga tentara dan melukai 34 lainnya.
Belakangan, Politico menerbitkan artikel yang melaporkan euforia seruan perang di birokrasi AS.
Para senator dari Partai Demokrat dilaporkan menggaungkan perang terhadap kelompok milisi Perlawanan, khususnya dalam kasus ini terhadap kelompok Perlawanan Islam (IRI) di Irak.
Senator Partai Republik, di sisi lain, tampaknya menggelorakan perang langsung AS terhadap Iran.