Perawat Indonesia Manfaatkan Tempat Mandi Sederhana yang Dipasang SDF di Lokasi Gempa Ishikawa
Pasukan Bela Diri Jepang mendirikan fasilitas mandi sederhana di Rumah Sakit Umum Anamizu, yang berjarak 30 kilometer sebelah utara Kota Nanao.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua perawat asal Indonesia, Ayu (25) dan Erna (28) langsung memanfaatkan tempat pemandian sederhana yang dibangun Pasukan Beladiri Jepang (SDF) di lokasi gempa bumi di Ishikawa Jepang, pada 1 Januari 2024 lalu.
Tiga perawat asing termasuk Fong (25) dari Vietnam berada di Ishikawa melakukan tugasnya membantu para korban bencana alam.
"Senang sekali akhirnya bisa mandi. Kami datang ke Jepang sebagai trainee magang teknis dan akan berada di sana hingga Maret tahun depan. Ketika gempa bumi melanda, kami semua sedang bekerja. Setelah gempa, mereka berdua berada di pusat evakuasi, tetapi sekarang kami bertiga tinggal di sana karena apartemen Fong aman," ungkap seorang perawat Indonesia kepada wartawan Sueisha, Rabu (31/1/2024).
Di daerah bencana yang dingin, setiap orang memiliki keinginan mandi air hangat namun menjadi putus asa karena kesulitan untuk mendapatkannya.
Pada 13 Januari lalu Pasukan Bela Diri Jepang mendirikan fasilitas mandi sederhana di Rumah Sakit Umum Anamizu, yang berjarak 30 kilometer sebelah utara Kota Nanao.
Pada hari tersebut tim pelaporan berkunjung, seorang wanita dalam profesi perawat datang ke Kota Anamizu sebagai trainee magang teknis dari Indonesia dan Vietnam menggunakan layanan mandi yang baru didirikan SDF.
"Gempa itu sangat menakutkan. Jepang adalah tempat yang sangat bagus, dan saya ingin kembali setelah pelatihan magang teknis ini selesai. Prefektur Ishikawa menakutkan saat ini, jadi saya mungkin pergi ke tempat lain selanjutnya," papar perawat Indonesia lagi.
Baca juga: Polisi Selidiki Perusakan Vending Machine di Ishikawa Jepang
Gempa bumi di Prefektur Ishikawa mendatangkan pengalaman yang traumatis dan menakutkan.
"Saya hanya bisa berharap hari-hari menyakitkan semua korban ini akan segera selesai secepat mungkin," harap perawat Indonesia itu lagi.