Hubungan Zelensky dan Zalushny Makin Membara, Dua Jenderal Tolak Jadi Panglima Perang Ukraina
Hubungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan panglima perangnya Valery Zaluzhny makin meruncing.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Hubungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan panglima perangnya Valery Zaluzhny makin meruncing.
Zelensky terus berupaya untuk memecat Zaluzhny dari jabatannya, namun hal tersebut selalu gagal.
Dua jenderal yang diplot untuk menggantikan sang 'Jenderal Besi' pun menolak jabatan yang ditawarkan Zelensky.
Baca juga: Dikabarkan Didepak Zelensky, Siapakah Jenderal Besi yang Lebih Populer dari Presiden Ukraina?
Dilaporkan Bild, Zelensky beranggapan Zaluzhny sudah tidak setia padanya. Keduanya berbeda pendapat soal perang yang berakhir jatuhnya kota Bakhmut dan Avdivka ke Rusia.
Pada akhir musim semi 2023, ketika pasukan Rusia memanfaatkan kekuatan mereka melawan pasukan Ukraina di Bakhmut, Zelensky bersikeras kota itu harus dikuasai orang terakhir, sementara Zaluzhny ingin mundur untuk mempertahankan pasukannya.
Situasi serupa yang juga terjadi di Avdivka membuat hubungan keduanya mulai renggang.
Hubungan keduanya pun semakin memanas karena Zelensky disebut-sebut tak ingin sang panglima menjadi saingannya dalam pemilihan presiden yang seharusnya digelar tahun ini.
Zaluzhny yang merupakan keturunan asli Ukraina dan sangat berjasa mengusir tentara Rusia dari Kiev pada pertama invasi dianggap lebih dicintai warga Ukraina.
Ukrainska Pravda bahkan menyebutkan bahwa sebenarnya Zelensky sudah memecat Zaluzhny.
Akan tetap sang penglima menolak. Dan pemerintah pun akhirnya membantah rumor itu.
Bild memberitakan, pada Senin lalu Presiden Zelensky telah memecatnya, tapi kemudian membatalkan keputusan tersebut dalam satu jam.
Baca juga: Dikabarkan Didepak Zelensky, Siapakah Jenderal Besi yang Lebih Populer dari Presiden Ukraina?
Hal ini dilakukan karena sebagian besar jenderal di Ukraina menentangnya. Dua jenderal yang digadang-gadang jadi pengganti pun menolak menggantikan Zaluzhny.
Dua jenderal tersebut adalah Komandan Angkatan Darat Aleksandr Syrsky yang dianggaplebih setia kepada Presiden.
Mengutip Gustav Gressel, pakar Ukraina di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa yang berbasis di Berlin, para jenderal tidak setuju Syrsky menggantikan Zaluzhny, karena Zaluzhny dinggap lebih manusiawi dan lebih dekat dengan tentara Ukraina.