17.000 Anak-anak di Gaza Hidup Tanpa Pendamping dan Menderita Krisis Kesehatan Mental
UNICEF memperkirakan terdapat 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza yang terpisah dari keluarga akibat invasi militer Israel di Gaza.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – UNICEF memperkirakan terdapat 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza ditinggalkan tanpa pendampingan atau terpisah dari keluarga akibat invasi militer Israel di Gaza dan perangnya melawan Hamas.
Angka tersebut setara dengan 1 persen dari seluruh populasi pengungsi Palestina di Gaza yang mencapai 1,7 juta jiwa.
“Setiap anak memiliki kisah kehilangan dan kesedihan yang memilukan,” kata Jonathan Crickx, kepala komunikasi UNICEF wilayah Palestina.
“Masing-masing adalah anak-anak yang menerima kenyataan baru yang mengerikan,” sambungnya.
Menurut definisi UNICEF, anak yang dipisahkan adalah mereka yang tidak mempunyai orang tua, sedangkan anak tanpa pendamping adalah mereka yang terpisah dan juga tidak mempunyai sanak saudara lainnya.
Butuh Dukungan Kesehatan Mental
Crickx juga mengatakan sebagian besar anak-anak di gaza mengalami krisis kesehatan mental dan memerlukan dukungan untuk pemulihan.
“Anak-anak di Gaza menunjukkan gejala-gejala seperti tingkat kecemasan yang sangat tinggi, kehilangan nafsu makan, mereka tidak bisa tidur, mereka mengalami ledakan emosi atau panik setiap kali mereka mendengar pemboman,” katanya.
Sebelum meletusnya perang Israel-Hamas, UNICEF memperkirakan lebih dari 500.000 anak di Gaza membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psiko-sosial.
“Hampir seluruh anak di Gaza kini membutuhkan terapi untuk memulihkan psikis mereka,” jelas Crickx.
Baca juga: Israel Sudah Siapkan Skenario Baru Jika Warga Palestina Enggan Diusir Pergi dari Gaza
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 27.100 orang di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, sekitar 11.500 di antaranya adalah anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas.
Baca juga: UNCTAD: Butuh 70 Tahun untuk Membangun Kembali Gaza
Lebih dari 66.200 orang lainnya terluka di tengah kurangnya pasokan medis dan fasilitas kesehatan yang berfungsi. Sementara ribuan lainnya hilang dan berada di bawah reruntuhan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia