AS Mulai Lancarkan Serangan di Irak dan Suriah, 85 Sasaran jadi Target, Gedung Putih: Baru Awalan
Amerika Serikat (AS) mulai melakukan serangan ke wilayah Irak dan Suriah sebagai bentuk atas respons serangan pasukan AS di Yordania.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Awak pembom yang terbang dari AS berhasil mencapai satu penerbangan non-stop, kata Letjen Douglas Sims, Direktur Kepala Staf Gabungan, kepada wartawan pada hari Jumat.
AS "benar-benar yakin" akan ketepatan serangannya terhadap sasaran-sasaran milisi, kata Sims, seraya memuji para pembom B-1 yang melakukan penilaian tersebut.
"Indikasi awal adalah serangan kami tepat sasaran, dengan sejumlah ledakan sekunder terkait dengan lokasi amunisi dan logistik yang menjadi sasaran," kata Sims.
Sims mengatakan AS memperkirakan akan ada korban jiwa ketika memilih targetnya.
"Kami tahu ada militan yang menggunakan lokasi tersebut."
"Kami melakukan serangan malam ini dengan gagasan bahwa kemungkinan besar akan ada korban jiwa yang terkait dengan orang-orang yang berada di dalam fasilitas tersebut," pungkasnya.
Baca juga: Hizbullah Kian Gahar, AS Tidak Berencana Kurangi Suplai Senjata ke Israel
Irak Kutuk Serangan AS
Irak pada hari Sabtu mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya.
Juru bicara Perdana Menteri Irak Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool memperingatkan akan adanya konsekuensi bencana bagi negara dan sekitarnya.
Yehia Rasool mengatakan, serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah "pelanggaran kedaulatan Irak".
"Ini (serangan AS) akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan," kata Rasool dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.
Baca juga: Tok! AS Resmi Beri Sanksi kepada Pemukim Israel di Tepi Barat, Ben Gvir jadi Target Selanjutnya?
Beberapa milisi telah menjadi ancaman terhadap pangkalan-pangkalan AS selama bertahun-tahun.
Namun, kelompok-kelompok tersebut meningkatkan serangan mereka setelah perang Israel dengan Hamas pecah pada 7 Oktober.
Serang tersebut telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil di Gaza dan kini menyebar ke empat negara lainnya.
Kelompok milisi yang didukung Iran di seluruh kawasan telah menggunakan konflik ini untuk membenarkan serangan terhadap kepentingan Israel atau AS, termasuk mengancam kapal komersial sipil dan kapal perang AS dengan drone atau rudal hampir setiap hari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.