Irak Kutuk Serangan Balasan AS di Wilayahnya, Sebut Pelanggaran Kedaulatan dan Timbulkan Ancaman
Irak mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya sebagai pelanggaran kedaulatan Irak.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat (AS) telah melancarkan puluhan serangan udara terhadap sasaran di Suriah dan Irak.
Serangan AS itu sebagai pembalasan pertama atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara di pangkalan terpencil Amerika di Yordania.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan, pasukan militernya menyerang lebih dari 85 sasaran di kedua negara dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat.
“Atas arahan saya, pasukan militer AS menyerang sasaran di fasilitas di Irak dan Suriah yang digunakan IRGC dan milisi afiliasinya untuk menyerang pasukan AS,” ujar Presiden AS Joe Biden, Jumat (2/2/2024), dilansir Al Jazeera.
Pernyataan Joe Biden itu mengacu pada Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
“Respons kami dimulai hari ini. Itu akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kita pilih,” lanjutnya.
Irak Kutuk Serangan Balasan AS
Pada Sabtu (3/2/2024), Irak mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya sebagai pelanggaran kedaulatan Irak.
Irak juga memperingatkan 'konsekuensi bencana' bagi negara dan sekitarnya.
"Serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah pelanggaran kedaulatan Irak dan akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan,” kata juru bicara Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool, Sabtu, dikutip dari Arab News.
AS Salahkan Perlawanan Islam di Irak
Baca juga: AS Ngaku Sudah Hubungi Irak sebelum Lakukan Serangan, Panglima Rasool: Pelanggaran Kedaulatan!
Segera setelah serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga anggota militer AS dan melukai 40 lainnya pada Minggu (28/1/2024) pagi, Joe Biden berjanji akan meminta pertanggungjawaban mereka dan menyalahkan militan yang didukung Iran.
Pada Rabu (31/1/2024), Gedung Putih mengatakan intelijen AS yakin militan mana yang bertanggung jawab.
Mengidentifikasi kelompok yang bertanggung jawab akan memicu terjadinya serangan, yang menurut para pejabat dapat terjadi kapan saja.
“Kami percaya bahwa serangan di Yordania adalah rencana yang dibiayai dan difasilitasi oleh kelompok payung bernama Perlawanan Islam di Irak, yang terdiri dari banyak kelompok, termasuk Kataib Hizbullah,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby kepada wartawan, Rabu, dilansir ABC News.
John Kirby mengatakan, respons ini akan melibatkan banyak sasaran dan “hal pertama yang Anda lihat tidak akan menjadi hal terakhir.”