Suriah Sebut Serangan Udara AS Picu Konflik di Timur Tengah: Cara yang Sangat Berbahaya
AS melancarkan serangan udara ke puluhan lokasi di Irak dan Suriah yang digunakan oleh milisi dukungan Iran dan Garda Revolusi Iran.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![Suriah Sebut Serangan Udara AS Picu Konflik di Timur Tengah: Cara yang Sangat Berbahaya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pasukan-amerika-serikat-di-suriah.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap lebih dari 85 sasaran di Suriah dan Irak.
Militer AS melancarkan serangan udara ke puluhan lokasi di Irak dan Suriah yang digunakan oleh milisi dukungan Iran dan Garda Revolusi Iran, Jumat (2/2/2024).
Hal itu sebagai pembalasan pembuka atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania pada Minggu (28/1/2024) lalu.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan udara AS tersebut.
Menurut Suriah, serangan AS memicu konflik di Timur Tengah.
“Apa yang dilakukan AS telah memicu konflik di Timur Tengah dengan cara yang sangat berbahaya,” ungkap kementerian itu, Sabtu (3/2/2024), dikutip dari Al Jazeera.
AS Serang Milisi di Irak dan Suriah
Rentetan serangan besar-besaran AS mengenai lebih dari 85 sasaran di tujuh lokasi, termasuk markas komando dan kontrol, pusat intelijen, roket dan rudal, lokasi penyimpanan drone dan amunisi, serta fasilitas lain yang terhubung dengan milisi atau Pasukan Quds IRGC, ekspedisi Garda Revolusi, unit yang menangani hubungan Teheran dan mempersenjatai milisi regional.
Presiden AS Joe Biden telah memperjelas dalam sebuah pernyataan bahwa akan ada lebih banyak hal yang akan terjadi di masa depan.
Diberitakan AP News, serangan AS tampaknya tidak langsung menargetkan Iran atau para pemimpin senior Pasukan Quds Garda Revolusi di dalam perbatasannya, karena AS berusaha mencegah konflik meningkat lebih jauh.
Namun, Iran telah membantah berada di balik serangan Yordania.
Baca juga: Irak Kecam Serangan AS di Perbatasan Irak-Suriah: Ini Langgar Kedaulatan
Peringatan AS selama berhari-hari mungkin telah membuat anggota milisi berpencar dan bersembunyi.
Meskipun salah satu milisi utama yang didukung Iran, Kataib Hizbullah, mengatakan pihaknya menghentikan serangan terhadap pasukan Amerika, milisi lain telah bersumpah untuk terus berperang.
Hal ini menjadikan diri mereka sebagai pembela perjuangan Palestina, sementara perang di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
“Respons kami dimulai hari ini. Ini akan terus berlanjut pada waktu dan tempat yang kita pilih,” kata Joe Biden.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.