Houthi Bersumpah Beri Respons atas Serangan AS-Inggris di Yaman: Tak akan Halangi Kami
Kelompok Houthi di Yaman mengatakan, serangan udara AS dan Inggris tidak akan menghalangi mereka.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan gelombang serangan baru terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024).
Pejabat AS mengatakan, gelombang serangan lebih lanjut di 13 lokasi dirancang untuk semakin melumpuhkan kelompok-kelompok dukungan Iran yang menyerang kepentingan Amerika dan internasional setelah perang Israel-Hamas.
Kelompok Houthi di Yaman mengatakan, serangan udara AS dan Inggris tidak akan menghalangi mereka.
Houthi pun berjanji akan memberikan tanggapan setelah puluhan sasaran diserang sebagai pembalasan atas serangan berulang kali di Laut Merah oleh pemberontak yang didukung Iran.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan ibu kota Sana'a dan daerah lain yang dikuasai pemberontak menjadi sasaran.
Saree melaporkan total ada 48 serangan udara AS dan Inggris di Yaman.
"Serangan-serangan ini tidak akan menghalangi kami dari pendirian kami dalam mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza,” kata Saree, Minggu (4/2/2024), dilansir The Guardian.
"Serangan terbaru tidak akan terjadi tanpa tanggapan dan hukuman,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk lebih mengganggu dan menurunkan kemampuan milisi Houthi yang didukung Iran dalam melakukan serangan dan mengganggu stabilitas.
Namun, Austin tidak mengidentifikasi tempat-tempat spesifik yang terkena serangan.
Adapun serangan udara gabungan di Yaman pada Sabtu malam terjadi setelah gelombang serangan sepihak AS terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Irak dan Suriah.
Baca juga: Perang Israel-Hamas Hari ke-121, Barat Serang 36 Sasaran Houthi di 13 Lokasi Yaman
Hal itu sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania.
Diberitakan Sky News, serangan pada Sabtu malam di Yaman menyusul serangan udara AS terhadap sasaran di Irak dan Suriah pada Jumat (2/2/2024).
Serangan itu menargetkan milisi lain yang didukung Teheran dan Garda Revolusi Iran sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS akhir pekan lalu.