Kecam Serangan AS dan Inggris, Iran: Tidak Akan Meredam Konflik di Timur Tengah
Iran mengecam serangan yang baru-baru ini dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sasaran di Yaman
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Iran mengecam serangan yang baru-baru ini dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sasaran di Yaman, menyebutnya sebagai tindakan yang bertentangan dengan upaya mereka untuk meredakan konflik di Timur Tengah.
“Serangan ini jelas bertentangan dengan klaim berulang-ulang dari Amerika dan Inggris bahwa keduanya tidak menginginkan perluasan perang dan konflik di kawasan,” ujar Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.
Dia juga menuduh Amerika Serikat dan Inggris semakin memperparah kekacauan dengan mendukung Israel dalam perang melawan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Baca juga: Siasati Blokade Houthi di Laut Merah, Israel Gunakan Jalur Darat Angkut Barang Impor Via Yordania
“Serangan lebih lanjut terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut terhadap pelayaran internasional di Laut Merah adalah ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” jelas Kanaani.
Akhir pekan lalu, Amerika Serikat dan Inggris menggempur puluhan sasaran di Yaman sebagai bagian dari serangan balasan terhadap agresi Houthi di Laut Merah.
Sebelumnya, militer Amerika Serikat juga telah menyerang sasaran di Suriah dan Irak, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak (drone) pada 28 Januari 2024 di sebuah pangkalan di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS.
Presiden AS Joe Biden menyalahkan kelompok militan radikal yang didukung Iran atas serangan itu. Meski begitu pihaknya tidak menginginkan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
“Saya rasa kita tidak memerlukan perang yang lebih luas di Timur Tengah. Bukan itu yang saya cari,” kata Biden.