Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunjungi Arab Saudi Hari Ini, Menlu AS Blinken akan Dorong Gencatan Senjata dan Bantuan di Gaza

Menlu AS akan fokus untuk memajukan perundingan mengenai kembalinya sandera yang diambil dari Israel oleh Hamas.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kunjungi Arab Saudi Hari Ini, Menlu AS Blinken akan Dorong Gencatan Senjata dan Bantuan di Gaza
Fabrice COFFRINI / AFP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat menyampaikan pidato dalam sesi Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos pada 17 Januari 2024. Menlu AS akan fokus untuk memajukan perundingan mengenai kembalinya sandera yang diambil dari Israel oleh Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, akan tiba di Arab Saudi pada kunjungan kelimanya ke wilayah tersebut pada hari ini, Senin (5/2/2024).

Antony Blinken juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Mesir, Qatar, Israel, dan Tepi Barat yang diduduki pada pekan ini.

Menlu AS itu akan fokus untuk memajukan perundingan mengenai kembalinya sandera yang diambil dari Israel oleh Hamas sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara di Gaza.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan masalah kemanusiaan di Gaza juga akan menjadi prioritas utama Antony Blinken.

Hal senada disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan menjelang kunjungan tersebut.

"Blinken akan fokus pada upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan yang menjamin pembebasan semua sandera yang tersisa dan termasuk jeda kemanusiaan," ungkapnya, Senin, dikutip dari Al Jazeera.

"Jeda kemanusiaan akan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan dan meningkat kepada warga sipil di Gaza," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Diberitakan The Guardian, kunjungan Antony Blinken terjadi setelah AS melancarkan serangan balasan terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Irak dan Suriah.

AS juga melancarkan serangan terhadap lokasi kelompok Houthi di Yaman, dalam eskalasi terbaru konflik yang menyebar di Timur Tengah.

Perjalanan ini juga terjadi ketika pemerintahan Joe Biden secara bertahap menunjukkan rasa frustrasinya terhadap Israel.

Pada Kamis (1/2/2024), sanksi dijatuhkan terhadap pemukim ekstremis, meskipun AS telah mengabaikan seruan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri kampanye militernya.

Baca juga: AS Siapkan Bantuan Rp 276 Triliun untuk Israel Pasok Senjata Artileri dan Amunisi, Bantuan Genosida?

Proposal gencatan senjata yang sedang dibahas – yang disusun dalam pembicaraan seminggu yang lalu di Paris yang melibatkan kepala CIA dan pejabat Israel, Qatar, dan Mesir – akan menghentikan pertempuran selama enam minggu pertama ketika Hamas membebaskan sandera yang ditangkap pada 7 Oktober dengan imbalan tahanan Palestina.

Pernyataan Hamas

Para pejabat Hamas mengatakan, kelompok tersebut sedang mempelajari usulan kesepakatan gencatan senjata yang akan mencakup jeda berkepanjangan dalam pertempuran di Gaza dan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, Jumat (2/2/2024).

Namun, Hamas tampaknya mengesampingkan beberapa komponen utama.

Dilansir AP News, Hamas tetap berkomitmen pada tuntutan awalnya untuk gencatan senjata permanen.

Hal ini disampaikan oleh pemimpin politik utama kelompok itu, Ismail Haniyeh, dan pejabat senior yang berbasis di Beirut, Osama Hamdan.

Hamdan mengatakan, kelompok tersebut mengupayakan pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan karena tindakan terkait konflik dengan Israel, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.

Desakan terhadap pembebasan tahanan dalam skala besar dan diakhirinya pertempuran di Gaza membuat kelompok tersebut bertentangan dengan proposal multi-tahap yang diajukan para pejabat dari Mesir, Israel, Qatar, dan Amerika Serikat.

Proposal itu tidak mencakup gencatan senjata permanen.

Setelah berhari-hari menyatakan optimisme atas kemajuan menuju kesepakatan, para mediator masih berupaya untuk menutup kesenjangan yang lebar antara Israel dan Hamas.

Haniyeh mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa perundingan harus sepenuhnya mengakhiri serangan Israel di Gaza dan melakukan penarikan pasukan Israel.

Ilustrasi - Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 2 Februari 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza.
Ilustrasi - Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 2 Februari 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza. (MAHMUD HAMS / AFP)

Baca juga: Siklus Balas-Membalas Dimulai, Pangkalan Militer AS di Suriah Dihajar Drone Kamikaze Koalisi Milisi 

Di sisi lain, para pemimpin Israel mengatakan mereka akan terus berperang sampai Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007, dikalahkan, bahkan ketika mereka menyetujui jeda panjang yang disertai dengan pembebasan sandera.

Sebelumnya, Hamas dan militan lainnya menyandera sekitar 250 orang dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang.

Mereka terus menahan puluhan tawanan, setelah lebih dari 100 orang dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu pada November 2023.

Pembebasan tersebut ditukar dengan 240 tahanan Palestina.

Update Perang Israel-Hamas

Tim penyelamat mencari korban selamat ketika pemerintah setempat mengatakan 30 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap 'rumah aman' dan sebuah masjid di Gaza tengah.

Petugas kesehatan, pasien, dan pengungsi Palestina yang terjebak di dalam Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza benar-benar ketakutan, lapor Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera ketika video menunjukkan penembak jitu Israel membunuh setidaknya tujuh warga Palestina di dekatnya.

Juru bicara Houthi menolak penolakan AS atas hubungan antara perang Gaza dan serangan di Laut Merah, ketika AS melancarkan lebih banyak serangan ke Yaman.

Setidaknya 27.365 orang telah tewas dan 66.630 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas