Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militer Israel Digoyang Skandal Saluran 72 Virgins - Uncensored, Peluru Lemak Babi hingga Aksi Sadis

Tentara Israel bahkan terlihat mencelupkan peluru senapan serbu ke dalam lemak babi untuk ditembakkan ke warga Palestina.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Militer Israel Digoyang Skandal Saluran 72 Virgins - Uncensored, Peluru Lemak Babi hingga Aksi Sadis
JACK GUEZ / AFP
Tentara Israel menutup telinga mereka saat menembakkan mortir dari kendaraan lapis baja di posisi sepanjang perbatasan di Israel selatan pada 3 Januari 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 

Militer Israel Digoyang Skandal Saluran '72 Virgins - Uncensored', Peluru Lemak Babi hingga Aksi Mutilasi

TRIBUNNEWS.COM - Milter Israel dilaporkan tengah digoyang skandal '72 Virgins - Uncensored', sebuah saluran di Telegram yang berisi konten-konten vulgar terkait Perang Gaza.

Dilaporkan, IDF akhirnya mengakui kalau Influencing Department mereka, sebuah direktorat terkait kehumasan dan pusat penerangan IDF, merupakan pihak yang menjalankan saluran tersebut.

Awalnya IDF menyangkal tuduhan terkait dengan saluran tersebut pada awal Desember 2023.

Baca juga: Dua Pemuda Yahudi Ditangkap Seusai Ludahi Imam Besar Katolik di Yerusalem Timur

Seperti dilansir surat kabar Israel Haaretz, saluran tersebut terancam kena suspend menyusul meningkatnya kesadaran publik terhadap grup yang sebelumnya tidak dikenal tersebut.

Saluran Telegram ini dilaporkan memiliki sekitar 7,6 ribu subscriber saat dilaporkan pada 12 Desember 2023.

Namun, saat itu IDF membantah keterlibatan Influencing Department mereka menjadi operator saluran tersebut.

Berita Rekomendasi

Pernyataan IDF itu kini telah mereka cabut, dengan mengatakan kalau bantahan mereka saat itu berdasarkan kesaksian yang tidak benar dari para pemimpin Departemen tersebut.

"Anggota Influencing Department IDF diperkirakan mulai mengoperasikan saluran tersebut pada tanggal 8 Oktober, satu hari setelah "Israel" melancarkan agresinya di Jalur Gaza, setelah Operasi Banjir Al-Aqsa," tulis laporan tersebut.

Kepala Departemen disebut-sebut akan mengundurkan diri dari jabatannya dan pensiun setelah penyelidikan mengungkapkan saluran Telegram tersebut diduga dibuat tanpa izin.

Asap akibat pemboman mengepul saat warga Palestina yang terlantar melarikan diri dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Asap akibat pemboman mengepul saat warga Palestina yang terlantar melarikan diri dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Mahmud Hams / AFP)

Dari Mutilasi hingga Peluru Lemak Babi

Konten rasis, mutilasi tubuh, dan perayaan kejahatan perang adalah beberapa tindakan yang dibanggakan oleh operator saluran tersebut.

Dalam "72 Virgins - Uncensored" pelanggan dijanjikan "konten eksklusif" dari Jalur Gaza, yang difilmkan oleh tentara pendudukan Israel.

Operator saluran juga mendorong pengikutnya untuk membagikan konten tersebut sehingga "semua orang akan melihat bahwa kami (Israel) sedang mempermainkan mereka (Palestina)."

Beberapa video yang dibagikan termasuk adegan tentara pendudukan yang melindas tubuh seorang warga Palestina beberapa kali, dengan caption: "Video eksklusif untuk malam ini, jangan lupa untuk membagikan dan meneruskannya. Sangat bagus Gershon!!! run over it run over it!!!!"

Pada video lain yang dibagikan, tentara Israel bahkan terlihat mencelupkan peluru senapan serbu ke dalam lemak babi untuk ditembakkan ke warga Palestina.

Perlu dicatat bahwa daging babi dianggap sebagai hewan najis sebagai makanan baik dalam Yudaisme maupun Islam.

Saluran yang dijalankan oleh IDF ini juga telah menyebarkan stereotip rasial yang menghina kepada pemirsa Israel, dalam upaya untuk tidak memanusiakan warga Palestina, sebuah taktik yang digunakan oleh pejabat Nazi terhadap kelompok minoritas selama Perang Dunia II, khususnya ketika menggambarkan musuh sebagai kecoa atau babi.

(oln/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas