Pasukan AS Menjarah Minyak Suriah, Penyelundupan Minyak Terjadi 2 Hari Setelah Serangan Brutal AS
Pasukan pendudukan AS di wilayah Jazira di timur laut Suriah menjarah 60 tanker minyak mentah dan mengangkutnya melalui perbatasan ilegal.
Penulis: Muhammad Barir
Pasukan AS Menjarah Minyak Suriah, Penyelundupan Minyak Terjadi 2 Hari Setelah Serangan Brutal AS
TRIBUNNEWS.COM- Pasukan pendudukan AS di wilayah Jazira di timur laut Suriah menjarah 60 tanker minyak mentah dan mengangkutnya melalui perbatasan ilegal menuju pangkalan militernya di Irak, media pemerintah Suriah melaporkan pada 4 Februari.
“Pendudukan Amerika terus menjarah kekayaan minyak Suriah, memindahkannya dari daerah yang mereka duduki di pedesaan Hasakah ke pangkalan mereka di wilayah Irak melalui penyeberangan ilegal,” lapor outlet berita SANA.
Sumber lokal di pedesaan Yarubiyah mengatakan kepada koresponden SANA bahwa konvoi pendudukan Amerika yang terdiri dari 60 tanker berisi minyak curian Suriah meninggalkan wilayah Suriah, ditemani oleh pengawalan pasukan pendudukan dan milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), melalui penyeberangan ilegal Mahmoudiyah. menuju basis pendudukan di Irak utara.
Pasukan AS di Suriah terus menjarah sumber daya alam negara tersebut secara sistematis, termasuk minyak, gandum, dan jelai – dan memindahkan barang-barang rampasan tersebut ke Irak secara ilegal.
Investigasi mendalam yang dilakukan The Cradle pada tahun 2022 merinci proses operasi penyelundupan minyak yang dilakukan pasukan AS dan penggunaan beberapa penyeberangan perbatasan ilegal yang mengarah ke wilayah Kurdistan Irak.
Menurut laporan eksklusif, biasanya ada tidak kurang dari 70 hingga 100 kapal tanker yang mengangkut minyak Suriah dalam setiap perjalanan. Akibatnya, Kementerian Perminyakan Suriah menderita kerugian miliaran dolar.
SDF Kurdi, yang menghadapi pemberontakan suku yang dimulai di wilayah kekuasaannya pada Agustus tahun lalu, membantu Washington mengawasi pendudukan ladang minyak Suriah.
Operasi penjarahan pada hari Minggu ini menyusul serangan brutal Washington terhadap Suriah dan Irak dua hari sebelumnya. Serangan udara tersebut terjadi sebagai respons terhadap serangan perlawanan Irak terhadap pangkalan AS di kedua negara, khususnya di pos terdepan militer AS Tower 22 di sisi perbatasan Yordania dengan Suriah, yang menewaskan tiga tentara AS.
Angkatan udara AS melakukan serangan di 85 lokasi di wilayah perbatasan yang menghubungkan Irak dan Suriah pada awal 3 Februari, menewaskan beberapa orang.
Komando Pusat AS menyatakan pasukannya menyerang sasaran “milik Garda Revolusi Iran dan sekutunya, di Irak dan Suriah” menggunakan “pembom jarak jauh yang diluncurkan dari Amerika Serikat.”
Jet tempur AS dan Inggris kembali melancarkan serangan gabungan ke Yaman keesokan harinya, 4 Februari, sebagai tanggapan atas operasi angkatan laut pro-Palestina yang dilakukan oleh gerakan Ansarallah dan Angkatan Bersenjata pemerintah Yaman di Sanaa.
(Sumber: The Cradle)