Rusia 'Semprot' Dubes Israel yang Berani Kritik Rusia tentang Holocaust & Hamas
Rusia memarahi Duta Besar Israel yang mengkritik Rusia tentang peringatan Holocaust.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia mengeluarkan pernyataan yang isinya mengecam ucapan Duta Besar Israel untuk Rusia, Simona Halperin.
Sebelumnya, Halperin mengkritik Rusia yang menurutnya tidak punya hari mengenang peristiwa Holocaust dalam daftar hari liburnya.
Halperin juga berjanji akan membahas persoalan itu bersama dengan para diplomat Rusia.
Kemenlu Rusia kemudian menjelaskan bahwa Rusia sebenarnya menjadi salah satu negara yang mengusulkan ide hari peringatan internasional untuk mengenang Holocaust.
Di samping itu, Rusia memiliki pekan peringatan untuk mengenang korban Holocaust.
Kemenlu Rusia juga memanggil Halperin karena dia menyebut Holocaust sebagai peristiwa pembunuhan massal yang “hanya menargetkan orang Yahudi”.
Padahal, menurut banyak dokumen internasional, pendapat seperti itu tidak tepat.
Menurut Kemenlu Rusia, pernyataan Halperin bersifat provokatif dan tidak bisa diterima.
“Sekali lagi, penting untuk memperhatikan fakta bahwa Holocaut adalah persekusi dan pembunuhan massal berbagai etnis dan kelompok sosial oleh Nazi,” demikian pernyataan Kemenlu Rusia pada hari Senin, (5/2/2024), dikutip dari Russia Today.
“Inilah tepatnya bagaimana Holocaust tercatat dalam dokumen-dokumen internasional yang terpenting.
Para diplomat Rusia juga menyebut pendapat “membingungkan” yang disampaikan Halperin tentang Rusia itu adalah upaya untuk meredakan situasi panas di Timur Tengah, yakni konflik antara Hamas dan Israel.
Selain itu, sebelumnya Halperin mengklaim Rusia telah menerima para “anggota Hamas” dengan sangat baik.
Baca juga: Dua Ekor Kambing Ditembak Mati Sniper Israel, Tak Hanya Pejuang Hamas, Ternak Pun Jadi Sasaran IDF
Menurut Halperin, konon anggota Hamas itu “dipeluk” dan ada “karpet merah yang dibentangkan” di depan mereka.
“Kami tidak bisa memahami ini. Di Rusia, mereka mengatakan melakukan negosiasi ini untuk membebaskan sandera. Tetapi sebentar lagi sudah 4 bulan, mereka tetap disandera dan mereka belum membebaskannya,” kata Halperin.
Kemenlu Rusia kemudian menasihati Halperin agar menghubungi keluarga mantan sandera untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai apa alasan Rusia terus menjalin kontak dengan Hamas.
“Akan bermanfaat bagi diplomat Israel itu jika mempelajari langsung seperti apa rasanya disandera selama hampir dua bulan dan apakah pembebasan mereka sepadan dengan hubungan kami dengan Hamas,” kata Kemenlu Rusia.
“Bukanlah hal buruk untuk berbicara dengan keluarga warga Rusia yang masih ditahan di Gaza.”
Di samping itu, Kemenlu Rusia mengatakan Halperin sebaiknya kepada pemerintah Israel untuk mencari tahu mengapa para sandera masih di tangan Hamas.
(Tribunnews/Febri)