Uni Emirat Arab Sumbangkan 5 Juta Dolar AS untuk Dukung Upaya Kemanusiaan PBB di Gaza
Dia menambahkan bahwa Lazzarini akan melanjutkan kunjungannya ke Qatar dan Kuwait setelah bertemu dengan para pejabat Uni Emirat Arab.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Pemerintah Uni Emirat Arab mengalokasikan bantuan senilai 5 juta dolar AS untuk mendukung upaya kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jalur Gaza, yang mengalami kehancuran luas akibat serangan Israel.
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya akan terus mendukung organisasi-organisasi kemanusiaan dunia untuk membantu penduduk Gaza dalam menghadapi agresi Israel yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
“Kami akan meninjau situasi yang terjadi di Gaza secara berkala untuk mengatasi dampaknya dengan cepat dan terkoordinasi, yang bertujuan untuk meringankan penderitaan warga sipil dan memenuhi kebutuhan mereka,” kata juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab.
Baca juga: Taktik Kejam Israel Lumpuhkan Palestina, Blokir 51 Kiriman Bantuan ke Gaza Selama Januari
Baru-baru ini, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab dan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan guna membahas pekerjaan UNRWA dalam "menjaga stabilitas di kawasan" dan memberikan bantuan kepada dua juta orang di Gaza.
“Kami berharap mereka yang menunda (pendanaan) akan mempertimbangkan kembali dan yang lain juga akan mengambil langkah maju,” kata Juliette Touma, juru bicara UNRWA.
Dia menambahkan bahwa Lazzarini akan melanjutkan kunjungannya ke Qatar dan Kuwait setelah bertemu dengan para pejabat Uni Emirat Arab.
Kuwait dan Qatar menempati posisi ke-19 dan ke-20 dalam daftar 20 donor teratas UNRWA, masing-masing memberikan 12 juta dolar AS dan 10,5 juta dolar AS pada tahun 2022. Uni Emirat Arab tidak termasuk dalam daftar tersebut.
UNRWA didirikan pada tahun 1949 setelah perang seputar berdirinya Israel, ketika 700.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka.
Mereka mempekerjakan 30.000 warga Palestina untuk melayani kebutuhan sipil dan kemanusiaan dari 5,9 juta keturunan pengungsi tersebut di Jalur Gaza, di Tepi Barat dan di kamp-kamp besar di negara-negara Arab.
Baca juga: Anggota IDF Bela Warga Palestina, Tak Heran Jika Benci Israel, Ngaku Syok Lihat Korban Tewas di Gaza
Pekan lalu, UNRWA mengumumkan pihaknya akan menghentikan seluruh operasinya di Gaza, bahkan Timur Tengah pada akhir Februari, jika pendanaannya tetap ditangguhkan.