Anak Palestina Terpaksa Meminum Air Hujan yang Berlumpur karena Kurangnya Akses Air Bersih di Gaza
Sebuah video memperlihatkan seorang anak Palestina terpaksa meminum air hujan yang berlumpur karena kurangnya air minum bersih akibat blokade.
Penulis: Muhammad Barir
Video itu dibagikan oleh banyak netizen.
"Seorang anak Palestina terpaksa meminum air hujan yang berlumpur karena kurangnya akses air bersih di Gaza" tulis salah seorang netizen.
"Seorang anak minum dari air berlumpur karena kekurangan air minum di Gaza" tulis yang lainnya.
"Anak-anak di Gaza meminum air yang terkontaminasi karena tidak ada air bersih yang bisa ditemukan. Mengapa negara Yahudi tidak memberikan air bersih kepada anak-anak?" tulis yang lain lagi.
Zionis menghancurkan pabrik desalinasi air di kota Gaza
Tentara pendudukan Israel pada hari Minggu menghancurkan pabrik desalinasi air di daerah Sudaniya, sebelah barat Kota Gaza, yang merupakan pabrik desalinasi air terbesar di barat laut Jalur Gaza.
Desalinasi adalah proses yang menghilangkan komponen mineral dari air asin. Secara lebih umum, desalinasi mengacu pada penghilangan garam dan mineral untuk menghasilkan air bersih untuk konsumsi manusia.
Patut dicatat bahwa stasiun tersebut secara resmi mulai beroperasi pada tahun 2019 untuk desalinasi air laut, sementara proyek tersebut dilaksanakan dengan pendanaan Kuwait pada tahun 2016.
November lalu, pasukan pendudukan menghancurkan satu-satunya pabrik desalinasi air minum di Khan Yunis, yang didanai oleh Kesultanan Oman, sehingga menambah penderitaan warga Jalur Gaza, yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Menurut data, tentara Zionis Israel sengaja mengebom satu-satunya stasiun air yang memasok air bagi warga di wilayah tersebut.
Pabrik ini dibuka dengan pendanaan Oman pada tahun 2019 dan memiliki kapasitas produksi 12.000 liter per hari.
(Sumber: Anadolu Agency, X, hodhodyemennews)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia