Hamas Minta Israel Sepakati Rencana Gencatan Senjata Diperpanjang Hingga Idul Fitri 2024
Hamas memberikan respon postif terkait tawaran gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan pemerintah Israel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Militan pro Palestina Hamas, memberikan respon postif terkait tawaran gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan pemerintah Israel.
Dalam laporan tertulisnya, Hamas sepakat untuk melakukan pertukaran sandera.
Pimpinan tertinggi Hamas juga menunjukan tanda–tanda fleksibilitas, ia meminta Israel menyepakati batas waktu tertentu untuk mengakhiri gencatan senjata setelah Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada awal April 2024.
Adapun usulan tersebut akan membuat para militan menukar sisa sandera Israel yang mereka tangkap pada 7 Oktober dengan tahanan Palestina.
Selain itu, jeda kemanusian juga akan dimanfaatkan untuk melakukan rekonstruksi Gaza serta meningkatkan aliran makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza yang putus asa.
Hal tersebut diungkap oleh Perdana Menteri Qatar serta pejabat Mesir yang menjadi negosiator dalam konflik Israel – Hamas.
“Hari ini, pada tanggal 6 Februari, Kairo menerima tanggapan Hamas terhadap usulan kerangka kerja (kesepakatan) tersebut,” ungkap pernyataan Kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, dikutip dari Reuters.
Belum diketahui secara rinci terkait kapan gencatan senjata akan segera diberlakukan.
Namun Rashwan, menegaskan bahwa pihaknya akan membahas seluruh rincian kerangka yang diusulkan dengan pihak-pihak terkait untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin.
“Mesir akan terus mengerahkan upaya maksimalnya untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dilanda perang,” kata Rashwan.
Hamas Janji Bebaskan Lansia
Baca juga: Pejabat Top Palestina Ungkap Rincian Respons Hamas soal Proposal Gencatan Senjata
Sebagai informasi, dikesempatan sebelumnya, kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh sempat menolak tegas tawaran baru dari PM Israel, Benjamin Netanyahu.
Ia mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan melakukan jeda kemanusian dan pembebasan sandera hingga Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza.
Meski menolak tawaran jeda kemanusian dari Israel, namun pada kesempatan itu Hamas berjanji akan membebaskan sandera lanjut usia, lantaran para lansia membutuhkan perawatan medis yang mendesak.
Hal itu selaras dengan ucapan sandera Israel yang videonya sempat dibagikan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam beberapa waktu lalu.
Di mana satu dari tiga sandera yang ada di video, menyatakan bahwa dirinya ditahan bersama lansia yang menderita penyakit kronis.
Netanyahu Tolak Tanggapan Hamas
Berbanding terbalik dengan Hamas, Netanyahu justru memberikan penolakan tegas terkait rencana gencatan senjata di Gaza.
Komentar itu dilontarkan Netanyahu sebagai respon atas rencana Hamas yang mengajukan perpanjangan proposal gencatan senjata.
“Kami akan terus berperang di Gaza sampai kemenangan tercapai,” kata Netanyahu.
“Kita semua fokus pada satu hal utama yaitu kemenangan penuh dan pahlawan kita tidak sia-sia,” tegasnya.
Netanyahu bahkan berjanji bahwa pihaknya akan terus memastikan Israel tidak akan menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
“Israel tidak akan menerima syarat apa pun untuk gencatan senjata yang komprehensif dan menyeluruh,” kata Netanyahu kepada Israel Broadcasting Corporation.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)