PM Palestina Mohammad Shtayyeh: Kami Ingin Israel Menarik Diri Sepenuhnya dari Gaza
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh memberikan respons positif terhadap segala upaya untuk menghentikan agresi Israel pada rakyat Palestina.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh memberikan respons positif terhadap segala upaya untuk menghentikan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
Dengan adanya upaya gencatan di Gaza yang ditengahi oleh Mesir, Qatar dan semua negara Arab, Shtayyeh sangat berterima kasih dengan upaya tersebut.
Ia juga menyambut baik segala upaya gencatan senjata, terutama pembebasan tahanan dan menghentikan perpindahan sistematis warga Palestina yang diinginkan oleh Israel.
Diketahui, Israel telah mendorong 1,7 juta warga Palestina menuju Rafah.
Di mana Rafah merupakan wilayah geografis yang sangat kecil, lebih kecil dari Gaza.
Sementara itu, Shtayyeh mengatakan tujuan Netanyahu adalah tetap melanjutkan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
“Sejak hari pertama, kami tahu bahwa agenda Perdana Menteri ( Benjamin Netanyahu ) dan pemerintah Israel adalah melanjutkan agresi terhadap rakyat Palestina,” kata Shtayyeh.
Oleh karena itu, Shtayyeh menegaskan Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap rakyat Palestina.
Sehingga tidak ada hari setelah perang, tetapi adanya gencatan senjata total di seluruh wilayah Palestina.
“Kami tidak hanya menginginkan hari setelahnya untuk Gaza tetapi hari setelahnya untuk seluruh wilayah Palestina, khususnya Tepi Barat," tegasnya, dikutip dari Al Mayadeen.
Ia menambahkan, pemerintahannya menginginkan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Meskipun Israel tidak menarik mundur pasukannya, Shtayyeh menegaskan Otoritas Palestina (PA) tetap akan berada di Gaza.
Baca juga: Hamas Usul Rencana Gencatan Senjata 135 Hari, Mengarah pada Berakhirnya Perang Israel di Gaza
Hal tersebut lantaran Gaza merupakan bagian integral dari Negara Palestina.
Ia menekankan Israel segera menghentikan agresinya dan dunia harus segera mengakui negara Palestina.