TRIBUNNEWS.com - Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, menyatakan mereka telah melakukan total 1.038 operasi melawan pasukan Israel dalam kurun waktu 8 Oktober 2023 hingga 15 Februari 2024.

Operasi tersebut merupakan bentuk dukungan Hizbullah terhadap warga Palestina di Gaza, juga reaksi atas serangan Israel di desa-desa di Lebanon yang diduduki.

Hizbullah terus menargetkan situs-situs dan pemukiman militer Israel.

Terbaru, pada Kamis (16/2/2024), Hizbullah mengeluarkan pernyataan singkat yang mengumumkan mereka telah melancarkan puluhan roket Katyusha ke pemukiman Israel di Kiryat Shmona, sebuah kota di Israel dekat perbatasan Lebanon, dikutip dari Al Mayadeen.

Serangan itu merupakan tanggapan awal terhadap agresi Israel di Nabatieh dan al-Sawaneh.

Serangan tersebut dilaporkan langsung mengenai pemukiman lantaran kubah besi Israel gagal mencegah 'kedatangan' roket tersebut.

"Pejuang perlawanan Islam menembakkan lusinan roket jenis Katyusha ke Kiryat Shmona," kata Hizbullah.

Tak hanya itu, Hizbullah juga menargetkan situs Samaqa menggunakan rudal, dan beberapa serangan langsung terkonfirmasi.

Kelompok perlawanan Islam ini juga menyatakan bahwa para pejuangnya telah menyerang peralatan spionase di lokasi Marj, al-Raheb, dan Al-Naqoura, menggunakan senjata yang sesuai hingga menghasilkan serangan langsung.

Mereka juga telah menyerang situs Ruweisat al-Alam di Peternakan Sheeba Lebanon yang diduduki Israel.

Sebelumnya, pada Rabu (14/2/2024), Israel menyerang kota Nabatieh dan as-Sawana di selatan Lebanon.

Baca juga: Adegan Al-Qassam Targetkan Tentara Israel dari Jarak Dekat: Ayo Permalukan Netanyahu

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 10 warga sipil dan tiga pejuang Hizbullah.

Dikutip dari AlJazeera, lima anak termasuk di antara korban tewas dalam serangan Israel yang menghantam gedung bertingkat.

Rabu kemarin menjadi hari mematikan bagi warga sipil Lebanon dalam empat bulan permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel.