Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Panglima Berjuluk 'Tukang Jagal' Berusaha Lebih Manusiawi, Jenderal Syrsky Lakukan 'Pencitraan'

enunjukan Jenderal Oleksandr Syrsky menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina mendapat tetangan dari banyak kalangan tentara.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Panglima Berjuluk 'Tukang Jagal' Berusaha Lebih Manusiawi, Jenderal Syrsky Lakukan 'Pencitraan'
Wikipedia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Jendera Oleksander Syrsky 

TRIBBUNNEWS.COM -- Penunjukan Jenderal Oleksandr Syrsky menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina mendapat tetangan dari banyak kalangan tentara.

Pasukan Ukraina disebut sangat ketakutan pada Jumat (9/2/2024) saat ia dilantik menggantikan Jenderal Valery Zaluzhny yang sangat populer di mata anak buahnya.

“Syrsky akan membunuh kita semua,” kata seorang tentara yang tidak mau disebut namanya kepada media Eropa Politico, pekan lalu.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-723: Ukraina Atur Ulang Pasukan di Avdiivka

Politico menggambarkan, Syrsky yang berusia 58 tahun, memiliki reputasi menakutkan sebagai jenderal gaya Soviet yang keras kepala.

"Ia bisa menempatkan pasukannya dalam bahaya untuk mencapai tujuan militernya," kata seseorang yang mengetahui tentang Syrskyi.

Hal itu terjadi pada saat ia menjabat sebagai komandan pasukan darat Ukraina, sebelum ia diangkat menjadi panglima.

Politico menuliskan pada Juli 2022, ia bertanggung jawab atas operasi di wilayah Kharkov. Pada bulan September, dia bertanggung jawab atas serangan balasan di wilayah tersebut.

Berita Rekomendasi

Syrsky kemudian diangkat menjadi Komandan AFU di Artyomovsk (Bakhmut). Seperti yang ditulis Politico, dia bertanggung jawab memimpin pasukan Ukraina ke “penggiling daging” Artyomovsk.

Dalam pertempuran brutal selama lebih dari sembilan bulan itu, Ukraina akhirnya mundur dengan korban puluhan ribu tentaranya. Di pertempuran Bakhmut inilah Syrsky mendapat julukan 'Tukang Jagal'.

Hal itu merujuk pada banyaknya pengorbanan tentara yang tidak sebanding dengan apa yang mesti dipertahankan.

Selama serangan balasan tahun 2023, Syrsky bersikeras untuk memperkuat pertahanan AFU di dekat Kupyansk, tempat pasukan Rusia telah mencapai kemajuan yang signifikan.

Baca juga: SBU Menahan 2 Eksekutif Ukraina yang Dicurigai Bantu Elite Oligarki Rusia Gelapkan Produksi Senjata

Ia percaya bahwa wilayah timur laut lebih penting bagi AFU daripada wilayah selatan, namun akhirnya tentara Ukraina membubarkan pasukannya ke timur dan selatan.

Beberapa tahun sebelum invasi Rusia, Syrsky juga sudah dikaitkan dengan pertempuran di Debaltsevo, yang terjadi pada awal konflik bersenjata di Donbass.

Pada tahun 2015, anggota AFU dikepung di “kuali Debaltsevo”, tempat banyak tentara Ukraina tewas. Untuk operasi ini, Syrsky menerima Ordo Bogdan Khmelnitsky, kelas 3.

Menanggapi banyaknya kritik dari para tentaranya, kini jenderal Oleksander Syrsky berusaha meredam mereka dengan mengatakan taktik yang akan dilakukannya bakalan berubah.

Syrsky ingin dapat kepercayaan pasukannya meningkat dengan melakukan "pencitraan".

Ia tak akan lagi mengorbankan para tentaranya hanya untuk mencapai tujuan menguasai suatu tempat.

Jenderal Syrsky kini telah berubah, ia lebih mementingkan keselamatan nyawa tentara.

Bahkan ia sempat bilang dalam unggahan di Telegram Rabu kemarin. "Lebih baik meninggalkan posisinya daripada menderita korban".

Ia juga sempat mengatakan bahwa kehidupan dan kesehatan prajurit selalu dan merupakan nilai utama tentara Ukraina.

“Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara pelaksanaan tugas tempur dan pemulihan unit dan unit dengan intensifikasi pelatihan dan pelatihan personel tetap lebih relevan dari sebelumnya.”

Dalam pernyataan pertamanya setelah diangkat menjadi Panglima Tertinggi, Syrsky mengatakan bahwa kehidupan dan kesehatan prajurit Ukraina “selalu dan akan selalu menjadi prioritas utama tentara Ukraina.”

Meski demikian, jajak pendapat warga setempat, Syrsky tetap dipandang remeh di mata mereka.

Jajak pendapat Institut Sosiologi Internasional Kiev (KIIS), yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa hanya 40 persen orang dewasa Ukraina mempercayai Jenderal Alexander Syrsky, yang mengambil alih kepemimpinan minggu lalu.

Pada saat yang sama, 56% responden tidak mempercayainya atau tidak mengetahui siapa dia, dan 4% sisanya ragu-ragu.

Sebagai perbandingan, 94% warga Ukraina mempercayai pendahulu Syrsky, Jenderal Valery Zaluzhny, menurut jajak pendapat tersebut. Survei tersebut dilakukan awal bulan ini dan sudah lebih dari 70% selesai ketika isu pemecatan Zaluzhny yang sudah lama dirumorkan diumumkan secara resmi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas