Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mengancam akan Menyerang Rafah pada Bulan Ramadhan
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz pada Minggu mengancam akan menyerang kota Rafah selama bulan puasa Ramadhan jika sandera masih ditahan.
Penulis: Muhammad Barir
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mengancam akan Menyerang Rafah pada Bulan Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz pada Minggu mengancam akan menyerang kota Rafah selama bulan puasa Ramadhan jika sandera yang ditahan oleh Hamas tidak dibebaskan, kantor berita Anadolu melaporkan.
“Saya mengatakan ini dengan sangat jelas: Hamas punya pilihan. Mereka bisa menyerah, melepaskan sandera, dan dengan cara ini, warga Gaza bisa merayakan hari raya suci Ramadhan,” kata Gantz dalam sebuah konferensi di Yerusalem.
Tentara Israel berencana melancarkan serangan darat di Rafah, rumah bagi lebih dari 1,4 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang, untuk mengalahkan apa yang disebut Tel Aviv sebagai “batalion Hamas” yang tersisa.
Warga Palestina mencari perlindungan di Rafah ketika Israel menggempur wilayah kantong lainnya sejak 7 Oktober. Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan hampir 29.000 korban dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Baca juga: Presiden Brasil Lula: Israel Lakukan Genosida yang Dilakukan Israel Seperti Adolf Hitler di Era Nazi
Baca juga: Israel Menculik 70 Pekerja Medis Rumah Sakit Nasser, Termasuk Dr. Naheed Abu Taaimah, Direktur Bedah
Baca juga: Dr Atef al-Hout, Direktur Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis Ditahan dan Diinterogasi oleh Israel
Gantz, mantan menteri pertahanan, mengatakan bahwa invasi ke Rafah akan terjadi melalui koordinasi dengan “mitra kami di Amerika dan Mesir untuk meminimalkan korban sipil,” menurut surat kabar The Times of Israel.
“Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu – jika pada bulan Ramadhan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan meluas ke wilayah Rafah,” tambahnya.
Ramadhan, bulan paling suci dalam kalender Islam, diperkirakan dimulai pada 10 Maret.
(Sumber: Middle East Monitor)