Samakan Perang Gaza dengan Holocaust, Presiden Brasil Tak akan Diterima di Israel sebelum Minta Maaf
Komentar Presiden Brasil yang membandingkan perang Israel di Gaza dengan Holocaust, berbuntut panjang.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
Komentar Lula muncul setelah para pemimpin di KTT Uni Afrika pada Sabtu (17/2/2024), mengutuk serangan Israel di Gaza.
Sebelumnya, Lula mendukung kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Brasil dan Afrika Selatan adalah anggota kelompok negara Brics, sebuah aliansi dari beberapa negara berkembang terpenting di dunia yang bersatu untuk menantang negara-negara Barat yang lebih kaya.
Hakim di ICJ pada Januari 2024 memutuskan bahwa kasus Afrika Selatan terhadap Israel dapat dilanjutkan.
Pengadilan tersebut menginstruksikan Israel untuk mencegah militernya melakukan tindakan yang mungkin dianggap genosida, untuk mencegah dan menghukum hasutan untuk melakukan genosida, dan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.
Namun, pengadilan tidak menyerukan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Gaza.
Baca juga: Qatar Kecam Israel karena Memperpanjang Perang, Begini Kata Menlu Qatar Mengeritik Netanyahu
Sebagai informasi, dalam serangan 7 Oktober 2023, Hamas menyerbu Israel selatan dan disebut membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.
Hamas masih menyandera sekitar 130 orang, seperempat dari mereka diyakini tewas.
Sebagian besar lainnya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023.
Lalu, perang di Gaza telah menewaskan 29.092 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Sekitar 80 persen penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan seperempatnya menghadapi kelaparan.
Banyaknya korban jiwa dan kerusakan yang meluas telah menyebabkan meningkatnya kritik terhadap Israel dan seruan untuk gencatan senjata.
(Tribunnews.com/Nuryanti)