Serikat Pekerja India di Banyak Pelabuhan Menolak Memuat Barang Kiriman Senjata dari India ke Israel
Seorang pejabat Israel menjelaskan bagaimana salah satu pelabuhan utama di India digunakan untuk membantu menerobos blokade Laut Merah Yaman.
Penulis: Muhammad Barir
Serikat Pekerja India Menolak Memuat Kiriman Senjata dari India ke Israel
TRIBUNNEWS.COM- Seorang pejabat Israel menjelaskan bagaimana salah satu pelabuhan utama di India digunakan untuk membantu menerobos blokade Laut Merah Yaman.
Serikat pekerja India yang beroperasi di banyak pelabuhan di negara itu menolak memuat atau membongkar kapal yang membawa senjata ke Israel, beberapa hari setelah pengumuman New Delhi mengirim drone “pembunuh” Hermes 900 ke Tel Aviv.
“Pekerja pelabuhan, yang merupakan bagian dari serikat pekerja, akan selalu menentang perang dan membunuh orang-orang tak berdosa seperti perempuan dan anak-anak,” kata Federasi Pekerja Transportasi Air India, yang mewakili lebih dari 3.500 pekerja di pelabuhan-pelabuhan utama di negara tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Serangan Israel baru-baru ini terhadap Gaza menjerumuskan ribuan warga Palestina ke dalam penderitaan dan kerugian yang sangat besar. Perempuan dan anak-anak hancur berkeping-keping dalam perang. Para orang tua tidak dapat mengenali anak-anak mereka yang tewas dalam pemboman yang meledak di mana-mana,” lanjut pernyataan itu.
Baca juga: Pekerja Pelabuhan di India Bersatu, Tolak Tangani Pengiriman Senjata Apa pun ke Israel
Dalam sebuah wawancara dengan Middle East Eye, sekretaris jenderal serikat pekerja, T. Narendra Rao, mengatakan, “Jika ada kapal atau kapal apa pun yang membawa senjata atau amunisi atau muatan senjata ke Israel, kami memutuskan untuk memboikot. Kami tidak akan bekerja sama dalam hal itu."
Namun, Rao menambahkan ke situs berita yang berbasis di Inggris bahwa serikat pekerja belum menemukan satu pun kapal yang memuat senjata untuk Israel dan pernyataan itu dibuat sebagai tindakan pencegahan.
Federasi Pekerja Transportasi Air bekerja di 11 pelabuhan besar di India, namun serikat pekerja tersebut tidak berorganisasi di Pelabuhan Mundra, yang dijalankan oleh Adani Group, sebuah perusahaan dengan saham mayoritas di perusahaan patungan dengan pabrikan militer terbesar Israel, Elbit Systems.
Menteri Transportasi dan Keselamatan Jalan Israel Miri Regev terlihat berada di Mundra merinci bagaimana pelabuhan tersebut digunakan untuk melewati blokade Laut Merah Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Regev menjelaskan, telah dibangun jalur sepanjang 2.550 kilometer dari pelabuhan Mundra ke UEA melalui jalur laut, yang selanjutnya kargo akan diangkut melalui jalan darat melalui Arab Saudi dan Yordania hingga Israel.
(Sumber: The Cradle)