UNICEF Peringatkan Adanya Ledakan Jumlah Kematian Anak-Anak di Gaza akibat Kurang Gizi
UNICEF menyampaikan, lebih dari 90 persen anak balita di Gaza makan dua kelompok makanan atau kurang dalam sehari.
Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
Para analis menyebutnya sebagai peningkatan penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih dari 80 persen rumah tangga juga tidak memiliki air bersih dan aman, dengan rata-rata rumah tangga hanya memiliki akses terhadap kurang dari satu liter per orang per hari.
Para analis mengatakan kondisi gizi akan terus memburuk dengan cepat, terutama di wilayah bantuan kemanusiaan terbatas.
Di sisi lain, AP melaporkan bahwa pada Desember 2023, sebanyak 2,3 juta warga Palestina berada dalam krisis pangan, dengan seperempat penduduknya menghadapi kelaparan.
Aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sangat dibatasi.
Hasil analisis menunjukkan situasi gizi buruk bagi seluruh penduduk Gaza, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca juga: China Kecam Langkah AS Memveto Resolusi DK PBB Terkait Gencatan Senjata di Gaza
Diperkirakan seluruh wilayah Gaza akan terkena dampak kekurangan gizi, tetapi daerah-daerah yang menerima bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas atau tidak sama sekali akan terkena dampaknya.
Laporan tersebut menguraikan dua skenario potensial yang disebut “skenario penurunan cepat” dan “skenario kemunduran yang lambat”, yang keduanya bergantung pada sejauh mana penyebaran penyakit dapat dikendalikan dan sejauh mana bantuan dapat diberikan.
Kedua skenario itu, disebut akan mengarah pada “peningkatan angka wasting pada anak, kekurangan gizi ibu, dan malnutrisi mikronutrien secara konsisten dan konstan".
Kini setidaknya 29.195 warga Palestina telah tewas dan 69.170 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Lalu, korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)