Lancarkan Perang Psikologis, IDF Berupaya Degradasi Citra Yahya Sinwar dari Pahlawan Jadi Pecundang
IDF juga mengekspoitasi perselisihan antara Yahya Sinwar dan Ismail Haniyeh untuk menggerogoti dan melemahkan motivasi Hamas di medan tempur.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini militer Israel merilis video pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Narasinya menyebutkan Yahya Sinwar melarikan diri bersama istri dan anak-anaknya. Dalam pelariannya, ia dan keluarganya mendapat pengawalan.
Yahya Sinwar pada video itu hanya tampak belakang. Ia menyusuri terowongan mengenakan sandal jepit.
Psikolog sosial Israel yang ahli dalam urusan desain perilaku dan kebiasaan Liraz Margalit, dalam ulasannya yang dimuat di Jerusalem Post, menyebut video yang dirilis IDF bukan semata-mata informasi biasa.
Video itu bagian dari upaya IDF mendegradasi atau mengubah citra Yahya Sinwar yang selama ini dianggap pahlawan pemberani oleh masyarakat Gaza menjadi seorang pecundang.
Menurut Liraz, yang dilakukan IDF adalah bagian dari perang psikologis.
Pesan itu sangat jelas ketika juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan bahwa Sinwar melarikan diri bersama anak-anak dan salah satu istri, dengan kawalan saudara laki-lakinya.
IDF memahami pentingnya pesan yang sederhana, dapat diulang-ulang, dan menggugah emosi siapapun yang menonton video tersebut.
Daniel Hagari menggunakan beberapa kata kerja seperti "melarikan diri", "melarikan diri", dan "mengawal". Hal ini memungkinkan mereka untuk menggambarkan kepasifan, ketidakberdayaan, dan kepengecutan Sinwar.
"Yahya Sinwar yang agung, pembuat keputusan, pahlawan besar, melarikan diri melalui terowongan dengan sandal jepit," tulis Liraz.
Baca juga: Mantan Perwira Israel Tuduh Yahya Sinwar Pergi ke Mesir, IDF: Itu Klaim Palsu
Mengenakan sandal jepit menyusuri terowongan seolah menujukkan kesan bahwa Sinwar sedang terburu-buru disertai perasaan ketakutan (sehingga tak sempat memakai sepatu).
Hagari dalam jumpa pers perilisan video tersebut juga menyebut IDF sudah mencapai kompleks terowongan yang selama ini jadi tempat tinggal Yahya Sinwar bersama pejabat tinggi Hamas lainnya.
"Mereka bersembunyi di tanah, sementara perang terjadi di atasnya," ucap Hagari.
Maksud ucapan Hagari jelas-jelas meremehkan kemampuan Sinwar dalam mengambil keputusan.