Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Perlawanan Palestina Kian Gencar, Israel Malah Mau Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat

pemerintah Israel akan menyiapkan rencana untuk membangun lebih dari 3.000 unit rumah di pemukiman ilegal di Tepi Barat

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Serangan Perlawanan Palestina Kian Gencar, Israel Malah Mau Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat
Tangkap Layar/Foto File: Ilan Rosenberg/Reuters
PEMUKIMAN ILEGAL - Pemukiman warga Yahudi Israel di Tepi Barat. Pemukiman di wilayah pendudukan Palestina adalah ilegal menurut hukum internasional dan telah dikutuk oleh PBB. 

Serangan Perlawanan Palestina Kian Gencar, Israel Malah Bakal Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat,

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel dilaporkan merencanakan pembangunan ribuan unit rumah baru untuk permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (22/2/2024) malam, Menteri Keuangan garis keras, Bezalel Smotrich mengumumkan kalau pemerintah Israel akan menyiapkan rencana untuk membangun lebih dari 3.000 unit rumah di pemukiman ilegal.

Media Ibrani menggambarkan rencana pembangunan tersebut sebagai respons terhadap serangan  penembakan mematikan di dekat Yerusalem pada Jumat.

Baca juga: Taktik Baru Kejutkan Israel, Operasi Penembakan Maale Adumim Tewaskan Pemukim Yahudi Saat Kemacetan

Rencana tersebut mengalokasikan 2.350 unit rumah baru ke pemukiman Maale Adumim, dekat lokasi penembakan; 300 lainnya di pemukiman Keidar; dan 694 di pemukiman Efrat.

Pernyataan Smotrich muncul setelah ia mengadakan konsultasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Badan Perencanaan Nasional Israel kemungkinan akan memberikan persetujuan akhir untuk unit-unit perumahan di Efrat.

BERITA REKOMENDASI

Adapun untuk unit perumahan di kawasan Maale Adumim dan Keidar masih memerlukan persetujuan awal.

Baca juga: Penembakan di Yerusalem Timur Tewaskan IDF, Hamas: Reaksi Normal Atas Pembantaian oleh Israel

Pasukan Israel menutup tempat kejadian dan mulai bekerja menyusul insiden penembakan di dekat pemukiman Ma'ale Adumim di Yerusalem Timur pada 22 Februari 2024.
Pasukan Israel menutup tempat kejadian dan mulai bekerja menyusul insiden penembakan di dekat pemukiman Ma'ale Adumim di Yerusalem Timur pada 22 Februari 2024. (Anadolu Agency/Saeed Qaq)

Tepi Barat Mendidih, Serangan Perlawanan Kian Gencar

Seperti dilaporkan, seorang tentara Israel tewas, dan 11 warga Israel lainnya terluka dalam operasi penembakan di dekat Maale Adumim pada Kamis pagi.

Tepat setelah operasi tersebut, Smotrich meminta Netanyahu untuk menyetujui pembangunan ribuan unit pemukiman di Maale Adumim.

Sejak koalisi ekstremis Netanyahu mengambil alih kekuasaan, perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat semakin meningkat.

Kekerasan yang dilakukan tentara Israel dan pemukim telah melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa sejak pemerintah saat ini mengambil alih kekuasaan dan bahkan lebih tinggi lagi setelah tanggal 7 Oktober.

Baca juga: Senjata Makan Tuan di Tepi Barat, Pemukim Israel Jual Senjata ke Aktivis Palestina

Akibatnya, serangan kelompok perlawanan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel kian meningkat.

Dilaporkan awal bulan ini, AS sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional yang ekstremis Itamar Ben Gvir karena peran mereka dalam memicu ketegangan di Tepi Barat yang diduduki.

Ben Gvir, kepala polisi sebagai menteri keamanan, memiliki rencana untuk lebih membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan mendatang, yang menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang baru.

Baca juga: Menteri Israel: Batasi Akses ke Majid Al Aqsa Selama Ramadan Biar Mereka Tahu Siapa Pemiliknya

Pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional, yang menyatakan bahwa Israel tidak mempunyai hak untuk memindahkan penduduknya ke wilayah pendudukan.

Meskipun demikian, lembaga-lembaga keuangan Eropa telah menyediakan miliaran dolar untuk mendukung pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa tahun terakhir, seperti yang disoroti oleh organisasi masyarakat sipil Don’t Buy Into Occupation (DBIO) pada bulan Desember.

(oln/tc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas