Houthi Akan Setop Serangan ke Laut Merah Jika Israel Hentikan Agresi di Gaza
Militan Houthi Yaman akan menghentikan serangan terhadap kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah jika Israel mengakhiri agresinya di Gaza.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ADEN – Militan Houthi Yaman bersedia menghentikan serangan terhadap kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah jika Israel mengakhiri agresinya di Gaza.
Ketika ditanya apakah mereka akan menghentikan serangan jika kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Hamas di Gaza tercapai, juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan situasinya akan ditinjau kembali jika pengepungan Gaza berakhir dan bantuan kemanusiaan bebas masuk.
“Tidak akan ada penghentian operasi apa pun yang membantu rakyat Palestina kecuali ketika agresi Israel di Gaza dan pengepungan berhenti,” ujarnya.
Serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal barang di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab sejak November 2023 telah meningkatkan biaya kargo bagi pebisnis di banyak negara.
Houthi Yaman melakukan tindan itu sebagai solidaritas mereka kepada rakyat Palestina dalam melawan Israel di Gaza.
Lebih dari separuh eksportir Inggris merasakan dampak melonjaknya biaya logistik akibat serangan Houthi di Laut Merah.
Menurut survei yang dilakukan Kamar Dagang Inggris (BCC), 55 persen eksportir melaporkan biaya pengiriman dan penundaan yang lebih tinggi, begitu pula 53 persen produsen dan perusahaan jasa antar-konsumen.
Di antara semua jenis usaha, 37 persen perusahaan terkena dampak serangan tersebut, menurut survei terhadap 1.000 perusahaan yang dilakukan antara 15 Januari hingga 9 Februari 2024.
Beberapa perusahaan yang disurvei mengatakan biaya sewa kontainer melonjak hingga empat kali lipat, sementara waktu pengiriman meningkat hingga empat pekan.
“Terdapat cadangan kapasitas dalam industri pengiriman barang untuk merespons kesulitan-kesulitan ini, yang memberi kita waktu,” kata kepala kebijakan perdagangan BCC, William Bain dalam sebuah pernyataan, Minggu (25/2/2024).
“Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa semakin lama situasi ini berlangsung, semakin besar kemungkinan tekanan biaya akan mulai meningkat,” sambungnya.
Akhir pekan lalu, Houthi meluncurkan serangan yang menargetkan sebuah kapal tanker MV Torm Thor berbendera Amerika Serikat (AS) di Teluk Aden pada Sabtu (24/2/2024).
Baca juga: Houthi Rekrut 200 Ribu Pasukan Tambahan, Siap Gempur Kapal-kapal Israel di Laut Merah
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree mengatakan pihaknya melakukan serangan terhadap kapal tanker berbendera AS menggunakan rudal anti-kapal.
“Anggota kami telah meluncurkan rudal dengan target sebuah kapal tanker yang dioperasikan Amerika,” kata Saree.
Dia menambahkan bahwa Houthi juga menargetkan serangan ke sebuah kapal perang AS yang berada di Teluk Aden.
Baca juga: Rudal Houthi Hajar Kapal Tanker MV Torm Thor di Teluk Aden
Komando Pusat AS (CENTCOM) membenarkan adanya serangan rudal dari arah Yaman, di mana wilayah tersebut dikuasai Houthi.
“Kapal perang USS Mason menembak jatuh satu rudal balistik anti-kapal yang diluncurkan ke Teluk Aden dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman yang kemungkinan menargetkan kapal tanker tersebut,” kata CENTCOM.
“Baik USS Mason maupun MV Torm Thor tidak rusak dan tidak ada korban luka,” pungkasnya.