Putin Peringatkan Negara Barat tentang Risiko Perang Nuklir jika Pasukan NATO Dikerahkan ke Ukraina
Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa ada risiko perang nuklir jika mereka mengirim pasukan NATO untuk berperang di Ukraina
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa ada risiko perang nuklir jika mereka mengirim pasukan NATO untuk berperang di Ukraina, Kamis (29/2/2024).
Putin mengatakan Moskow memiliki (pasokan) senjata untuk menyerang sasaran di Barat.
Saat berpidato di hadapan parlemen dan anggota elite negara lainnya, pria berusia 71 tahun itu mengulangi tuduhannya bahwa Barat bertekad melemahkan Rusia.
Ia menyatakan bahwa para pemimpin Barat tidak memahami betapa berbahayanya campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri Rusia, yang dianggapnya sebagai urusan dalam negeri.
“(Negara-negara Barat) harus menyadari bahwa kita juga mempunyai senjata yang dapat mengenai sasaran di wilayah mereka," ucap Putin.
"Semua ini benar-benar mengancam konflik penggunaan senjata nuklir dan kehancuran peradaban. Apakah mereka tidak mengerti?!," kata Putin.
Berbicara menjelang pemilihan presiden pada 15-17 Maret, Putin dipastikan akan terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun berikutnya.
Perang di Ukraina telah memicu krisis terburuk dalam hubungan Moskow dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Putin yang merupakan salah satu pemimpin penting di Rusia telah memperingatkan bahaya konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.
Pasukan Rusia menyerang 11 komunitas di sepanjang perbatasan wilayah Sumy dalam 42 serangan terpisah pada hari Rabu, menurut laporan pemerintah militer regional menurut Kyiv Independent.
Dalam perkembangan lain yang dikutip The Guardian, tidak ada korban jiwa atau kerusakan infrastruktur lokal yang dilaporkan.
Baca juga: Bocorkan Ada Tentara Inggris di Ukraina untuk Lawan Rusia, Kanselir Jerman Kena Marah
Sebuah pengadilan di Rusia selatan memenjarakan seorang pria Ukraina selama 11 tahun enam bulan karena dituduh melak
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan menghadiri forum diplomasi di Turki mulai Jumat (1/3/2024), kata pemerintah negara tersebut .
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Lavrov akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.
Sebuah pengadilan di Rusia selatan memenjarakan seorang pria Ukraina selama 11 tahun enam bulan setelah memvonisnya melakukan spionase dan mencoba mendapatkan komponen rudal rahasia untuk Ukraina, kantor berita Rusia melaporkan pada hari Rabu (28/2/2024).
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)