Panik, Jerman Janji Usut Rekaman Suara yang Bocor soal Rencana Bombardir Jembatan Krimea Rusia
Kanselir Jerman, Olaf Scholz berjanji akan segera melakukan penyelidikan terkait rekaman suara rahasia militer mengenai rencana serangan di Krimea.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz berjanji akan segera melakukan penyelidikan terkait rekaman suara rahasia militer mengenai perang Ukraina yang beredar di media sosial Rusia.
Dengan tersebarnya rekaman tersebut, membuat Jerman malu.
Dalam kunjungannya ke Roma, Scholz mengatakan kebocoran tersebut dalam kondisi yang sangat serius dan saat ini penyelidikan sedang dilakukan.
"Sekarang sedang diklarifikasi dengan sangat hati-hati, sangat intensif dan sangat cepat," katanya, dikutip dari The Guardian.
Dalam rekaman suara yang berdurasi 38 menit dan bertanggal 19 Februari, mengungkapkan para petugas mendiskusikan rincian operasional dan penargetan rudal jarak jauh Taurus buatan dalam negeri, yang sedang dipertimbangkan Jerman untuk dikirim ke Ukraina, dikutip dari Al Mayadeen.
Para petugas juga membahas cara untuk mempertahankan penyangkalan yang masuk akal.
Tujuannya agar Jerman dapat menyentuh 'garis merah' tanpa melewatinya secara langsung.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan kepada Agence France-Presse, saat ini belum bisa memastikan keaslian rekaman suara tersebut.
“Saat ini kami belum bisa memastikan apakah ada perubahan pada versi rekaman atau transkripsi yang beredar di media sosial,” kata mereka.
Tanggapan Pejabat Rusia
Mengetahui rekaman audio tersebut bocor, Kementerian Luar Negeri Rusia menuntut Jerman menjelaskan kebenarannya.
“Kami menuntut penjelasan dari Jerman," tegasnya.
Baca juga: Populer Internasional: Rencana Jerman Serang Jembatan Krimea - Pasukan IDF Disambar Drone Hizbullah
Sementara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan rekaman tersebut menargetkan kekalahan Rusia.
"Ukraina dan para pendukungnya tidak ingin mengubah arah mereka sama sekali, dan ingin memberikan kekalahan strategis pada Rusia di medan perang," katanya.
Menurut mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan, saat ini Jerman akan kembali menjadi musuh Rusia.